Kategori
- ANDROID (1)
- ANTIVIRUS (4)
- BLACKBERRY (1)
- Cerita Silat (70)
- COMPRESSION TOOLS (3)
- CPNS 2013 (22)
- Debuggers/Decompilers/Disassemblers (1)
- FREE SOFTWARE (14)
- Games (5)
- MOBILES SOFTWARE (1)
- Nokia (1)
- OFFICE SUITES (1)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti (3)
- SCREENSAVERS (5)
- SE CHIE WU CIAT – KISAH LIMA JAGO LUAR BIASA DUNIA PERSILATAN (61)
- SOAL-SOAL (19)
- WINDOWS THEMES (3)
- WINDOWS WIDGETS (5)
Blog Archive
-
▼
2013
(121)
-
▼
June
(121)
- Nokia Asha 308 Tastes Software Update 8.13
- BlackBerry 10.2 SDK OS Support untuk Android 4.2.2...
- Crystal Security 2.4.5.31 / 3.0.0.59 Beta
- AVANSI Antivirus 2013 4.03.0013
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 61 == TAMAT == )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 60 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 59 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 58 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 57 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 56 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 55 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 54 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 53 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 52 : JILID 18 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 51 KEDATANGAN ANG CIT...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 50 TOK CUN HOA SI ORA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 49 PERTARUNGAN DUA JA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 48 ORANG BERMUKA BURUK )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 47 ANG BIAN SI ORANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 46 KELICIKAN AUWYANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 45 RENCANA AUWYANG HO...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 44 DITOLONG SI ORANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 43 TIPU DAYA AUW YANG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 42 PERTARUNGAN MELAWA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 41 PEMUDA BERBAJU KUN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 40 LIE SIU MEI SI GAD...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 39 SI WAJAH EMPAT ARW...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 38 ONG TIONG YANG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 37 TIGA DEWA DARI GUN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 36 KISAH CIE THIO SI ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 35 OEY YOK SU DI JADI...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 34 RENCANA MEMBASMI ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 33 TOAN HONGYA TERCUL...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 32 DI TOLONG SIAN HO ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 31 AKSI SI NENEK PENG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 30 TOAN HONGYA LENYAP...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 29 SI NENEK CANTIK )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 28 MENJALIN SEBUAH PE...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 27 MENGHAJAR PENCOPET )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 26 ILMU PUKULAN GELED...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 25 ULAR PUALAM EMAS =...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 24 HEK WAN SI PENAMBA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 23 MAHLUK DALAM KOLAM...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 22 LAM SIANG CIN JIN )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 21 TOAN HONGYA MENCAR...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 20 TOAN HONGYA KAISAR...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 19 ILMU ARWAH DINGIN ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 18 MENINGGALKAN PULAU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 17 BERUSAHA MELARIKAN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 16 MENOLAK DIJADIKAN ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 15 MENGADU ILMU )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 14 SIAN HO SI DEWI AP...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 13 LU LIANG CWAN PENG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 12 TERDAMPAR DI PULAU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 11 OEY YOK SU MENINGG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 10 PESAN TERAKHIR SAN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 09 SAM TONG SINKANG =...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 08 PANGCU KAY PANG MU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 07 SAHABAT ATAU MUSUH...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 06 TANG CUN LIANG TOC...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 05 OEY YOK SU )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 04 AUW YANG HONG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 03 HA-MO-KANG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 02 ANG CIT KONG )
- 5 Jagoan Luar Biasa (BAGIAN 01 ANG-TOA)
- SpongeBob SquarePants
- Ambidextrous 3
- Lake Of Roaches 1.0: Free Download
- Platomatic 1.1 Alpha
- OpenTTD 1.3.1 / Nightly r25393
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian Tiga)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian dua)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian pertama)
- Wong Fei-hung
- 7 pendekar Coan Cin (Quan Zhen)
- Ong Tiong Yang (Wang ChongYang) pendiri aliran Coa...
- Bodhi Dharma (biksu DaMo/Tat Mo Cou Su)]
- 7 Pendekar Antagonis Terkuat Dunia Persilatan vers...
- Oey Yok Su
- Latihan Soal CPNS Wartegg Test
- Latihan Soal CPNS Persamaan Kata
- Latihan Soal CPNS Reading
- Latihan Soal CPNS Tes Padanan Hubungan
- Latihan Soal CPNS Test Menggambar
- Latihan Soal CPNS Tes Logika Formil
- Latihan Soal CPNS Tes koran
- Latihan Soal CPNS Bakat Skolastik
- Latihan Soal CPNS Arismetik
- Latihan Soal CPNS Lawan Kata
- Latihan Soal CPNS PemKab
- Latihan Soal CPNS Psikotes 1
- Latihan Soal CPNS Psikotes 2
- Latihan Soal CPNS Psikotes 3
- Kumpulan Latihan Soal CPNS 2
- Kumpulan Latihan Soal CPNS 1
- Latihan soal CPNS Sejarah Nasional Indonesia
- Latihan Soal CPNS Bahasa Inggris
- Latihan Soal CPNS Bahasa Indonesia
- 60.000 Lowongan PNS mulai Agustus 2013
- Passing Grade Tetap Diberlakukan dalam Rekrutmen C...
-
▼
June
(121)
Powered by Blogger.
Wednesday, June 12, 2013
10:21 PM | Posted by
walkeduwal |
Edit Post
NAMUN pada suatu pagi, diluar pintu istana terjadi keributan
mendadak.
Waktu Toan Liang yang hari itu tengah memimpin pasukan
pengawal mengadakan penjagaan diistana keluar untuk melihat keributan itu.
Ternyata keributan tersebut ditimbulkan oleh beberapa orang
anak buahnya.
Dimuka istana tampak seorang laki2 yang keadaannya tidak
keruan macam, berpakaian kebesaran dan juga tidak keruan bentuknya, dengan
rambut yang terurai turun, tengah duduk sambil mengoceh seorang diri.
Mungkin usia orang itu lima puluh tahun, ia mengoceh seorang
diri dengan sepasang mata yang terpenjamkan.
Anak buah Toan Liang menimbulkan suara yang ribut karena
mereka tengah mangusir orang tersebut agar tidak berdiam dimuka istana.
Toan Liang segera memanggil salah seorang anak buahnya,
menanyakan apa sebabnya timbul keributan itu.
„Maafkan Goan (jenderal),” kata anak Toan Liang.
„Jangan Goanswe Tai jin gusar, sesungguhnya kami tengah
mengusir orang liar itu agar tidak berdiam dimuka istana, tetapi orang itu,
yang mengakui dirinya sebagai seorang penambal mangkok, tidak bersedia pergi.
la mengatakan ingin bertemu dengan Toan Hongya untuk memperlihatkan
keakhliannya menambal mangkok…..!”
Sepasang alis Toan Liang Jadi mengkerut karena justru orang
itu yang mengakui dirinya sebagai akhli menambal mangkok itu tidak memiliki
sangkut paut dan hubungan dengan penyakit yang diderita oleh Toan Hongya.
Dan saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk mem perlihatkan
kepandaiannya orang tersebut dihadapan Toan Hongnya, karena raja itu tengah
sakit.
„Katakan kepadanya, agar datang dilain saat saja, karena
Toan Hongya tengah sakit,” kata Toan Liang akhirnya.
„Sudah hamba katakan begitu, tetapi justru orang tersebut
memaksa juga untuk bertemu dengan Toan Hongya……… ia mengatakan memang telah
didengarnya Toan Hongya sakit, maka ia ingin menghibur Toan Hongya, agar raja
kita itu terhibur sedikit oleh pertunjukan yang akan diadakan dihadapan Toan
Hongya, menambal mangkok2 yang telah pecah…. !”
Mendengar keterangan anak buahnya itu, Toan Liang jadi
marah, ia mengerutkan sepasang alisnya berpikir keras, tetapi diwaktu itu iapun
berpikir juga bahwa selama ber-bulan2 Toan Hongya menderita penyakitnya itu dan
selama itu hanya rebah dipembaringan, bukankah memang selayaknya jika Kaisar
mereka itu diberi hiburan.
Mungkin orang yang mengakui dirinya sebagati penambal
mangkok itu memiliki keakhlian yang unik, yang bisa menghibur Toan Hongya,
karena ia begitu berkeras ingin bertemu dengan Toan Hongya.
„Baiklah, suruh Qrang itu masuk menghadap padaku”, kata Toan
Liang akhirnya.
Anak buah Toan Lianag mengiyakan dan mempersilahkan orang
yang aneh tersebut untuk bertemu dengan Toan Liang.
Dengan sikap yang acuh tak acuh dengan kurang memperlihatkan
sikap menghormat, orang tersebut telah duduk sembarangan dihadapan Toan Liang,
ia menggumam dengan suara yang perlahan, namun cukup jelas didengar oleh Toan
Liang : „Sungguh celaka…..! Sungguh celaka…..! Raja tengah sakit, tetapi semua
orang telah membiarkan raja dengan penyakitnya begitu saja…………!”
Sungguh suatu hal yang menyedihkan sekali… aku yang ingin
menghibur Toan Hongya agar tidak terlalu bersedih bati, namun juatra sayang,
nya manusia2 yang mengelilingi Taan liongyamalah lebih senang melihat raja
tnereka menderita dan melarang aku memberikan hiburan…….!”
Toan Liang jadi tertarik, ia telah meman• dangi orang itu
sejenak lamanya, kemudian ta nyanya : „Siapa namamu, orang tua”
„Namaku…..? Aku tidak memiliki nama.
Sudah terlalu lama aku tidak memakai nama apa pun juga.
Hanya sahabat2ku banyak yang memanggilku dengan sebutan si
Hek-wan (Kera Hitam).”
„Nama yang aneh” kata Toa Liang kemudian.
„Hmmm….., tidak terlalu aneh. Kau lihat, kulitku ini hitam,
bukan?
Dan juga wajahku memang buruk, tidak tertalu bagus seperti
kau, maka cocok jika sahabat2ku itu mengatakan bahwa mukaku ini menyerupai muka
seekor kera………!”
Toan Liang sadi tertegun, aneh sekali orang ini, tetapi
justru orang ini senang sekali tampaknya memiliki gelaran seperti Hek Wan itu,
ia malah telah menekankan bahwa gelaran itu tepat sekali untuk keadaan dirinya
yang sebenar-nya.
„Baiklah, lalu apa maksudmu memaksa untuk bertemu dengan
Toan Hongya?” tegur Toan Liang lagi.
Aku Goanswe rupanya belum menerima laporan bahwa aku hanya
sekedar ingin menghibur Toan Hongya. Bukankah Toan Hongya telah menderita sakit
yang lama dan panjang sekali……? Maka jika memang aku bisa memberikan hiburan
kepada Toan Hongya, jelas akan mengurangi sedikit penderitaaanya dan Hongya
“akan terhibur. . . .!”
„Hemm….., hiburan dalam bentuk apa yang hendak engkau
berikan ?” tanya Toan Liang.
„Aku seorang akhli menambal mangkok, maka aku akan
memperlihatkan kepada Toan Hongya, cara bagaimana menambal mangkok, agar Toan
Hongya terhibur…!
Bukankah menambal cawan atau mangkok yang telah pecah
menjadi utuh kembali merupakan pertunjukan yang menarik sekali…?”.
Toan Liang berdiam diri.
la sebagai seorang Goanswe, tentu saja memiliki pandangan
yang luas.
Memang orang ini hanya menyatakan Jingin memberikan hiburan
kepada Toan Hongya dengan mengadakan pertunjukan menambal mangkok atau cawan
yang pecah, suatu pertunjukan yang biasa saja. Namun tentunya orang ini mengandung
maksud tertentu dengan memaksa seperti itu ingin bertemu dengan Toan Hongya.
Walaupun masih ragu2 perihai keperibadian orang tersebut,
Toan Liang akhirnya mengangguk.
„Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu, tetapi tentu saja
engkau juga harus memenuhi syarat2 yang ada”, kata Toan Liang kemudian.
„Syarat2 apa itu ?” tanya orang tersebut sambil mengangkat
kepalanya mengawasi Toa.n Liang.
„Engkau harus benar-benar memiliki suatu, pertunjukan yang
baik untuk Toan Hongya, karena telah beberapa saat Hongya sakit, sehingga jika
memang pertunjukanmu itu tidak berarti apa-apa, sia-sia saja hanya menambah
keruwetan Hongya …… maka jika engkau gagal menghibur.
Hongya, dirimu akan menerimah……..!”
Orang itu mengangguk dengan pasti.
„Baik…….!” katanya kemudian
„Aku berani bertaruh, Hongya tentu akan menyukai
pertunjukanku !”
Toan Liang perintahkan seorang pengawal untuk mempersiapkan
keperluan -orang itu mengadakan pertunjukan.
Orang itu tidak meminta apa-apa, ia hanya minta disediakan
sepuluh cawan terisi penuh oleh arak.
Toan Liang dan beberapa orang pengawal mengiringi orang
tersebut memasuki tempat peraduan raja, dan Toan Liang telah perintahkan agar
para pengawal itu mengadakan penjagaan yang ketat, karena Toan Liang kuatir
kalau2 orang tersebut, ‘Hek Wan’, melakukan tindakan sesuatu yang bisa
mencelakai raja mereka.
Begitu masuk kedalam ruang peraduan raja, Hek Wan melihat
Toan Hongya tengah rebah di tempat peraduannya dengan tubuh yang kurus dan
keadaan lemah. Dan waktu Hek Wan memasuki kamar, Toan Hongya hanya melirik
lesu.
Hek Wan telah memberi hormat sambil berkata : „Toan Hongya,
aku memiliki sedikit pertunjukan untukmu, entah kau akan senang melihatnya atau
tidak……..!”
Dan setelah berkata begitu, tanpa menantikan jawaban Toan
Hongya, Hek Wan telah duduk numprah diatas lantai, ia meminta kepada Toan Liang
agar kesepuluh cawan arak itu didekatkau padanya.
Seorang pengawal menuruti permintaan Hek Wan, dimana
kesepuluh cawan arak itu telah diletakkan didekat Hek Wan, sebelah kanan.
Hek Wan mengambil sebuah cawan arak, meneguk isinya sampai
kering, kemudian berka ta : „Toan Hongya, coba perhatikan kemari………..! Ini ada
sebuah cawan yang masih utuh, dan aku akan merusaknya………..!”
Membarengi dengan perkataannya itu, Hek Wan telah membanting
keras-keras cawan itu ke lantai, seketika cawan itu pecah berkeping-keping.
„Hongya telah melihat, cawan yang utuh itu hancur, dan
sekarang aku Hek Wan sebagai penambal mangkok akan menambal cawan yang pecah
itu.
Ini bukan urusan yang sukar.
Seperti diketahui, mangkok atau cawan dibuat dengan
di-tengah2nya kosong, sehingga bisa dipergunakau untuk makan dan minum, dapat
diisi oleh sesuatu didalamnya.
Kekosongan bisa menimbulkan isi, bisa mendatangkan kepadatan
dan keberisian yang dikehendaki……..!”
Bagi semua orang yang mendengar perkataan Hek Wan menganggap
itulah perkataan yang biasa saja, tetepi justru Toan Hongya yang dalam keadaan
lemah seperti itu jadi terkejut dihatinya, karena ia mebgetahui kata2 yang di
ucapkan oleh Hek Wan adalah sebagian dari pelajaran ilmu sinkang, yaitu yang
berisi menjadi kosong dan yang kosong jadi berisi. Itulah sedikit kata dari
pelajaran Sinkang yang memiliki arti yang luas.
Tanpa disadari, Toan Hongya menyahuti dengan suara yang
lemah : „Itu memang benar,” dan Toan Hongya menghela napas dalam2.
Semua orang yang berkumpul didalana ruangan itu jadi
memandang heran, melihat Toan Hongya bersedia berkata2, malah membenarkan
perkataan penambal mangkok itu. Memang telah diketahui mereka, mankok dan cawan
selalu kosong-tengahnya dan tanpa dibicarakan mereka memang telah tahu.
Justru Toan Hongya tampaknya jadi memperhatikan apa yang
akan dikatakan oleh penambal mangkok itu selanjutnya.
„Cawan yang telah pecah ber-keping2 ini, per-tama2 kita
mengambil yang berada disebelah kanan, yang terkecil,” kata Hek Wan lagi.
„Pecahan2 yang kecil itu kita tambal dulu, baru kemudian memilih yang lebih
besar, dan yang terakhir – baru potongan dari pecahan yang paling besar……..
jadi yang kecil itu menunjang yang besar.
Tanpa mengumpulkan dulu yang kecil2, tentu tidak mungkin, bisa
memperoleh
Muka Toan Hongya jadi ber-seri2, sebagai seorang yang
mengerti pelajaran silat dan telah mempelajari sinkang, ia mengetahui makna
yang terkandung dalam perkataan Hek Wan, malah dengan suara yang girang Toan
Hongya berkata : „Benar…….tepat sekali. Dan bagaimana selanjutnya ?”
„Selanjutnya jika cawan yang telah pecah ber-keping2 itu
berhasil kita sambung, kita harus mengasahnya, sehingga menjadi licin dan
tambalan itu tidak akan tampak lagi, menjadi utuh kembah seperti semula … I
„Tepat………!” seru Toan Hongya girang, entah mengapa,
dihatinya jadi timbul semangat baru.
„Siapakah locianpwe yang telah memberikan petunjuk berharga
ini kepadaku ?”
Hek Wan telah tertawa.
„Sahabat2 biasa memberikan julukan pada ku Hek Wan……..itu
saja namaku, dan Hongya bisa memanggil begitu juga…….!”, menyahuti Hek Wan.
Toan Hongya telah menoleh kepada Toan Liang, ia berkata :
„Paman berikan sebuah kamar yang, bersih dan baik untuk Hek Wan Lo cianpwe…….!”
Toan Liang benar2 heran, mengapa rajanya jadi begitu girang
dan tertarik sekali atas kata2 yang diberikan oleh Hek Wan. Padahal yang
dibicarakan oleh Hek Wan hanyalah kata2 biasa saja perihal sebuah cawan, dan
tentunya semua orang juga mengetahui apa itu cawan dan bagaimanaa jika pecah
dan cara menyambungnya.
Tetapi malah Hongyanya itu seperti juga tertarik sekali.
Hek Wan tertawa lagi.
„Hari ini aku memberikan pertunjukan hanya ‘sampai’ disini,
dua hari lagi aku akan melanjutinya, cobalah Hongya meresapi pertunjukanku ini
selama dua hari, dan kesembilan cawan ini biarkan saja disini, karena aku masih
memiliki sembilan pertunjukkan yang menarik mengenai cara menambal cawan yang
telah pecah………”.
„Terima kasih locianpwe, terima kasih……..i” kata Toan
Hongya, dan wajahnya yang pucat itu berobah seketika jadi berseri.
Toan Liang dan yang lainnya hanya memandang heran karena
mereka tidak mengerti mengapa raja mereka bisa begitu tertarik dengan kata2 Hek
Wan.
Hanya mereka tidak berani meremehkan Hek Wan lagi, sebab
raja rnereka sendiri tampaknya menghormati orang yang tampaknya sinting dan
tidak beres pikirannya tersebut.
Bukankah Hongya mereka jadi begitu girang mendengar kata2
Hek Wan, bahkan menyatakan terima kasihnya ?
Begitulah Hek Wan telah diberikan sebuah kamar yang indah
dan baik, juga diberikan perlengkapan makan dan minum yang lezat2.
Sedangkan Toan Hongya setelah Hak Wan berlalu dari kamarnya,
jadi berdiam diri meresapi perkataan Hek Wan.
MEMANG bagi Toan Liang dan yang lainnya, yang tidak
mementingkan pelajaran silat, perkataan Hek Wan biasa saja. Namun untuk Toan
Hongya justru memiliki arti yang tersendiri.
Tanpa diketahui semua orang, bahwa Hek Wan sebetulnya tengah
memberikan petunjuk kepada Toan Hongya untuk melatih tenaga sinkang kelas
tinggi !
Bahkan dengan cara perumpamaan mangkok atau cawan yang pecah
seperti itu, Hek Wan ingin mengartikan bahwa Toan Hongya yang tengah menderita
sakit begitu aneh, sehinggn penyakit Toan Hongya bisa disembuhkan jika memang
melatih sinkang dari yang terkecil dulu, ditambah kemudian dengan tambalan dari
pecahan kekuatan tenaga murninya yang cukup besar, dan kemudian baru
mengerahkan hawa murni yang sesungguhnya. Dengan demikian barulah penyakitnya
itu bisa dikuasai dan diusir, tetapi sebaliknya, selama hari2 yang Jalu justru
Toan Hongya begitu saja telah mengerahkan lwekangnya, yang mengandung kekuatan
penuh untuk menguasai bola api didalam perutnya.
Setelah rnerenungkan sejenak lamanya kata-kata Hek Wan,
akhirnya Toan Hongya minta para pelayannya keluar meninggalkannya seorang diri.
Setelah semua orang keluar dari peraduannya, Toan Hongya
melatih pernapasannya.
Raja ini melatih diri dengan cara yang paling bawah dulu
untuk melatih sinkang, ia mempergunakan cara yang paling mudah.
Setelah ia melatihnya , sekian lama, ia merasakan napasnya
jauh lebih besar.
„Tepat sekali apa yang dikatakan Hek Wan Locianpwe tadi,
memang harus menambalnya dari yang terkecil dulu……. dan aku harus menambal
sinkangku ini dari yang paling terkecil dan terendah dulu, guna memupuk
kekuatan inti yang paling besar untuk mengusir penyakitku ini………… !”
Sementara Toan Hongya jadi terbangun, ia telah menarik dan
mengeluarkan napasnya. dengan teratur dan juga melatih terus sinkangnya dari
tingkat yang pertama, semakin lama Toan Hongya merasa tubuhnya semakin segar.
Begitulah dengan giat Toan Hongya melatih diri, selama dua
hari ia terus memperbesar tenaga latihannya, setingkat demi setingkat. Dalam
dua hari itu wajah Toan Hoangya yang semula pucat pias, telah berobah jadi
merah segar kembali.
Bahkan selama dua hari itu Toan Hongya dapat bersantap cukup
banyak.
Kerabat stana jadi girang menyaksikan ke majuan yang dialami
Toan Hongya, kesehatan raja tampak ber-angsur2 bertambah baik.
Hanya tabib-tabib istana yang menjadi heran dan bingung,
mereka tidak tahu entah cara bagaimana kesehatan Toan Hongya bisa memperoleh
kemajuan.
Waktu Toan Liang menanyakan pada rajanja, obat apa yang
telah menyembuhkan sebagian dari penyakit Toan Hongya, raja itu menyatakan ia
telah diobati oleh Hek Wan.
Toan Liang jadi terkejut.
„Apakah selama dua hari ini Hek Wan sering datang kekamar
ini secara diam-diam, Hongya ?”
Toan Ceng menggeleng perlahan, ia telah berkata : „Apa yang
dikatakannya hari itu benar-benar merupakan obat yang paling mujarab dan Hek
Wan Locianpwe telah berjanji bahwa hari ini ia akan memberikan petunjuknya lagi
dalam hal menambal cawan pecah…….!” Toan Liang mengangguk.
Segera Toan Liang sendiri yang pergi mengundang Hek Wan
untuk datang kekamar peraduan Hongya.
Hek Wan telah menolaknya, Ia mengatakan sore ini ia baru
akan mengunjungi Toan Hongya untuk memberikan pertunjukannya lagi.
Malah Hek Wan telah meminta makanan-makanan dan arak yang
baik untuk menjadi santapannya.
Toan Liang tidak berani berayal, segera ja perintahkan
pengawal istana untuk mempersiapkan permintaan Hek Wan.
la telah mengetahui dari Toan-Hongya, bahwa Hek Wan inilah
yang mberikan semangat kehidupan, pada diri Toan Hongya, yang semula telah
sekarat itu.
Maka dengan sendirinya Toan Liang sangat menghormati nya.
Disaat itu, Hek Wan telah memakan semua santapan yang ada
dengan lahap.
Dan sore harinya ia baru datang kembali mengunjungi Toan
Hongya dikamar peraduannya.
Cawan arak tinggal sembilan, setelah duduk bersimpuh
disamping pembaringan, Hek Wan mengambil salah satu cawan itu, kemudian ia
meneguk araknya, katanya lagi:
Sekarang aku akan mulai dengan pertunjukan yang kedua
silahkan Toan Hongya menoleh kemari lihatlah cawan ini ‘masih utuh’ ! dan
setelah berkata begitu Hek Wan membanting cawan itu lagi kelantai, sehingga
cawan tersebut pecah berantakan.
Toan Hongya memperhatikan dengan penuh minat dan perhatian.
Lalu Hek Wan berkata lagi :
„Cawan yang pecah ini harus dikumpulkan, dari yang paling
kecil, sampai pada kepingan yang terbesar.
Dijadikan satu.
Dibiarkan berkumpul.
Dan kita yang harus memilihnya dengan cermat, menyalurkan
pecahan itu satu persatu, sehingga bisa menyambungnya dan menambalkan kepingan
itu satu persatu menjadi rata pula.
Kesabaran harus dipergunakan sebaik mungkin, untuk menyusun
bagian-bagian yang terkecil dari kepingan2 cawan ini.
Nah, mengertikan Hongya ?”
Toan Hongya tersenyum, sahutnya: „Terima kasih Hek Wan
Locianpwe……. terima kasih, aku…. aku mengerti.
Nah, sekarang telah selesai pertunjukan yang kedua, dan aku
baru akan mampetlihatkan pertunjukan yang ketiga setelah lewat empat hari lagi,
silahkan Hongya merenungkan perkataanku itu ……!”
Setelah berkata begitu, Hek Wan pamitan dan kambali
kekamarnya,
Sedangkan Toan Hongnya kembali merenungkan kata2 Hek Wan.
la yakin bahwa yang dikatakan oleh Hek Wan merupakan
pelajaran ilmu sinkang tingkat tinggi.
Seperti katanya, kesabaran harus dipergunakan sebaik
mungkin, untuk menyusun bagian2 terkecil dari cawan ini !” memiliki arti yang
luas sekali.
Dan Toan Hongya tengah berusaha untuk memecahkan arti dari
perkataan itu, karena memang ia bermaksud untuk dapat menarik kesimpulan yang
sangat berharga yang tersembunyi dalam kata2 itu.
Seperti orang menggumam, Toan Hongya telah mengulangi
perkataan itu :
„Kesabaran harus dipergunakan sebaik mungkin !” akhirnya
Toan Hongya berhasil memecahkan arti perkataan itu, yaitu bahwa dalam
menyalurkan lwekang untuk melatih singkang yang tinggi, ia harus berlaku sabar
sekali dan teliti, yaitu harus menyalurka seluruh hawa murni ditubuhnya kejalan
darah dan urat yang terkecil diseluruh tubuhnya, guna mencapai hasil yang
memuaskan.
Diam-diam Hongya telah mengeluarkan seruan gembira, sehingga
mengejutkan seorang pelayan yang masih berada didalam kamar tersebut.
Pelayan itu tidak mengerti mengapa Hongyanya telah berseru
begitu, maka ia memandang penuh keheranan, Namun melihat wajah Toan Hongya yang
ber-seri2, pelayan itu jadi ikut girang. ”
Segera pelayan tersebut melaporkan kepada Toan Liang
perobahan yang terjadi pada diri raja mereka, yang tampaknya telah bertambah
maju kesehatannya.
Sedangkan Toan Hongya setelah berhasil memecahkan rahasia
yang terdapat dalam kata kata Hek-wan, segera menyalurkan sinkangnya,
melatihnya dengan sabar sekali, sampai hawa murni itu berhasil masuk
kejalan-jalan darah yang terkecil sekalipun didalam tubuhnya.
Perasaan segar telah meliputi diri raja ini, sehingga ia
merasa jauh lebih sehat.
Walaupun bola api yang panas masih ber-putar2 berdiam
didalam perutnya, tokh bola api itu sudah tidak liar lagi.
Biarpun Toan Hongya tidak mengendalikan dengan sinkangnya,
bola api itu telah menggelinding naik kedadanya.
Hal ini telah memperlihatkan kemajuan yang tidak kecil buat
Toan Hongya, sehingga raja tersebut jadi girang bukan main.
Selama empat hari Toan Hongya melatih diri terus dengan
mergerahkan sinkangnya.
Sedangkan kerabat istana jadi girang, kesembuhan yang
dicapai oleh raja mereka benar2 menggembirakan, karena setelah lewat empat
hari, Toan Hongya berhasil untuk duduk, dan tetap mau bersantap cukup banyak,
sehingga mukanya yang semula pucat pasi itu kini jadi segar kembali.
Berita kesembuhan kaisar Toan itu, walaupun belum
keseluruhannya, tokh telah tersiar luas diseluruh kerajaan, menggembirakan
rakyatnya.
Banyak juga rakyatnya yang telah menyediakan meja
sembahyang, serta bersembahyang menyatakan syukur mereka kepada Thian bahwa
raja mereka telah memperoleh kesembuhan………. berhasil melewati masa kritisnya.
Setelah empat hari sejak Hek Wan memecahkan cawan yang
kedua, maka sore harinya Hek Wan kembali menghadap pada Toan Hongya, ia
memecahkan kembali cawan yang ketiga dan mengucapkan kata-kata yang menjelaskan
mengapa cawan itu jika dibanting jadi pecah.
Banyak sekali kata-kata yang diucapkatn Hek Wan, dan semua
kata-katanya itu memiliki rahasia tertutup dari pelajaran sinkang yang sangat
tingg.
Dengan demikian, Toan Hongya secara diam-diam telah
memperoleh petunjuk-petunjuk melatih tenaga sinkang yang terpendam dalam
dirinya.
Petunjuk2 yang diberikan oleh Hek Wan secara sembunyi
seperti itu, memiliki khasiat yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan
petunjuk yang pernah diterima Toan Hongya dari Lam Siang Cin jin, karena
palajaran melatih Sinkang yang diberikan oleh Hek Wan merupakan pelajaran
Sinkang yang memilki keuntungan yang tidak kecil.
Disamping itu, setiap cawan arak yang dipecahkan oleh Hek
Wan semakin banyak, semakin sulit pula arti yang harus ditembus oleh Toan
Hongya dalam kata-kata yang teraembunyi itu.
Tetapi Hek Wan juga telah semakin mengundurkan waktunya.
Jika cawan pertama dipecahkan, ia meminta dua hari untuk
pertunjukan keduanya, kemudian empat hari untuk cawaint yang kedua, lalu dua
minggu untuk cawan ketiga ……. dan begitu seterusnya, waktunya semakin
diperpanjang.
Dengan demikian Toan Hongya dapat melatihnya dengan cukup
luas.
Malah setelah Hek Wan memecahkan cawan vang ketujuh, Toan
Hongya telah da pat turun dari pembaringan dan ber-jalan2 ditanah, walaupun
tubuhnya masih lemah dan langkah kakinya masih per-lahan2.
„Melihat kemajuan yang telah dicapai oleh raja mereka,
kerabat istana jadi begitu girang dan memperlakukan Hek Wan dengan istimewa
hormatnya.
Karena mereka menganggap bahwa Hek Wan merupakan tuan
penolong jiwa raja mereka yang sebelumnya telah sekarat.
Tetapi Hek Wan tetap membawa sikap biasa, malah ia selalu
mengoceh bahwa dirinya adaiah penambal mangkok, dan ia selama mempertunjukkan
keakhliannya itu dihadapan Toan Hongya, ia girang juga, karena raja itu telah
memperhatikan permainannya yang agak unik dan aneh ini.
Toan Liang sendiri telah dapat menerkanya bahwa Hek Wan
tentunya seorang tokoh sakti, yang tengah menyamar sebagai seorang akhli
menambal mangkok. Maka dari itu, ia memperlakukan Hek Wan dengan sikap yang hormat
sekali.
Sedangkan Toan Ceng sendiri memperoleh kemajuan yang pcsat.
Iapun telah menerima petunjuk dari Hek Wan pula disaat
penambal mangkok itu memecahkan cawan yang kedelapan.
Petunjuknya itu semakin sulit, tetapi sebagat seorang kaisar
yang memiliki otak terang dan cerdas, Toan Ceng bisa menangkap petunjuk2 yang
diberikan secara rahasia oleh Hek Wan itu. Selama dua buIan lebih Toan Hongya
telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali untuk sinkangnya.
Dan diwaktu itu, yang masih mengganggu pikiran Toan Hongya
adalah bola api yang masih teap berada didalam perutnya, walaupun bola api itu
sudah tidak terlalu mengganggu dada dan napasnya.
Namun waktu Toan Hongya tengah mendengari petunjuk yang
diberikan Hek Wan, disaat mangkok kesembilan dipecahkan, disaat ituIah Toan
Hongya mengeluh.
Ia merasakan sesuatu yang tidak enak pada perutnya, dan ia
berusaha mempertahankan diri agar tidak memperlihatkan sikapnya pada Hek Wan.
Tetapi Hek Wan telah melihat perobahan pada wajah Toan
Hongya.
la berhenti memberikan-petunjuknya dan bertanya pada Toan
Hongya : „Apa yang Hongya rasakan ?”
„Ti……..tidak . , . !” menyahuti Toan Hongya.
„Jangan menutupi perasaan Hongya, silahkan Hongya
beritahukan padaku mungkin aku bisa menambal mangkok atau cawan yang pecah ini
lebih baik ……..!’.
Toan Hongya ragu2, tetapi kemudian ia menjelaskan apa yang
dirasakannya, ialah bola api diperutnya yang terlalu menyiksanya.
„Hemmm………, hanya itu yang belum dapat ditembus oleh Hongya …
memang dalam menambal mangkok terkadang terdapat kesukaran juga, yaitu terselip
debu dan kerikil itu harus dilenyapkan, tetapi justru yang terpenting kita
harus mengetahui dari mana datangnya kerikil itu………!”
—oo0oo—
(Bersambung Ke Bagian 25)
Tentang Penulis
- walkeduwal
- Kalisoka, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia