Kategori
- ANDROID (1)
- ANTIVIRUS (4)
- BLACKBERRY (1)
- Cerita Silat (70)
- COMPRESSION TOOLS (3)
- CPNS 2013 (22)
- Debuggers/Decompilers/Disassemblers (1)
- FREE SOFTWARE (14)
- Games (5)
- MOBILES SOFTWARE (1)
- Nokia (1)
- OFFICE SUITES (1)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti (3)
- SCREENSAVERS (5)
- SE CHIE WU CIAT – KISAH LIMA JAGO LUAR BIASA DUNIA PERSILATAN (61)
- SOAL-SOAL (19)
- WINDOWS THEMES (3)
- WINDOWS WIDGETS (5)
Blog Archive
-
▼
2013
(121)
-
▼
June
(121)
- Nokia Asha 308 Tastes Software Update 8.13
- BlackBerry 10.2 SDK OS Support untuk Android 4.2.2...
- Crystal Security 2.4.5.31 / 3.0.0.59 Beta
- AVANSI Antivirus 2013 4.03.0013
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 61 == TAMAT == )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 60 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 59 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 58 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 57 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 56 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 55 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 54 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 53 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 52 : JILID 18 )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 51 KEDATANGAN ANG CIT...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 50 TOK CUN HOA SI ORA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 49 PERTARUNGAN DUA JA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 48 ORANG BERMUKA BURUK )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 47 ANG BIAN SI ORANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 46 KELICIKAN AUWYANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 45 RENCANA AUWYANG HO...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 44 DITOLONG SI ORANG ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 43 TIPU DAYA AUW YANG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 42 PERTARUNGAN MELAWA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 41 PEMUDA BERBAJU KUN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 40 LIE SIU MEI SI GAD...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 39 SI WAJAH EMPAT ARW...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 38 ONG TIONG YANG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 37 TIGA DEWA DARI GUN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 36 KISAH CIE THIO SI ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 35 OEY YOK SU DI JADI...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 34 RENCANA MEMBASMI ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 33 TOAN HONGYA TERCUL...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 32 DI TOLONG SIAN HO ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 31 AKSI SI NENEK PENG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 30 TOAN HONGYA LENYAP...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 29 SI NENEK CANTIK )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 28 MENJALIN SEBUAH PE...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 27 MENGHAJAR PENCOPET )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 26 ILMU PUKULAN GELED...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 25 ULAR PUALAM EMAS =...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 24 HEK WAN SI PENAMBA...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 23 MAHLUK DALAM KOLAM...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 22 LAM SIANG CIN JIN )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 21 TOAN HONGYA MENCAR...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 20 TOAN HONGYA KAISAR...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 19 ILMU ARWAH DINGIN ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 18 MENINGGALKAN PULAU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 17 BERUSAHA MELARIKAN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 16 MENOLAK DIJADIKAN ...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 15 MENGADU ILMU )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 14 SIAN HO SI DEWI AP...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 13 LU LIANG CWAN PENG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 12 TERDAMPAR DI PULAU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 11 OEY YOK SU MENINGG...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 10 PESAN TERAKHIR SAN...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 09 SAM TONG SINKANG =...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 08 PANGCU KAY PANG MU...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 07 SAHABAT ATAU MUSUH...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 06 TANG CUN LIANG TOC...
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 05 OEY YOK SU )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 04 AUW YANG HONG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 03 HA-MO-KANG )
- 5 Jagoan Luar Biasa ( BAGIAN 02 ANG CIT KONG )
- 5 Jagoan Luar Biasa (BAGIAN 01 ANG-TOA)
- SpongeBob SquarePants
- Ambidextrous 3
- Lake Of Roaches 1.0: Free Download
- Platomatic 1.1 Alpha
- OpenTTD 1.3.1 / Nightly r25393
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian Tiga)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian dua)
- Pendekar Pemanah Rajawali Sakti 1 (Bagian pertama)
- Wong Fei-hung
- 7 pendekar Coan Cin (Quan Zhen)
- Ong Tiong Yang (Wang ChongYang) pendiri aliran Coa...
- Bodhi Dharma (biksu DaMo/Tat Mo Cou Su)]
- 7 Pendekar Antagonis Terkuat Dunia Persilatan vers...
- Oey Yok Su
- Latihan Soal CPNS Wartegg Test
- Latihan Soal CPNS Persamaan Kata
- Latihan Soal CPNS Reading
- Latihan Soal CPNS Tes Padanan Hubungan
- Latihan Soal CPNS Test Menggambar
- Latihan Soal CPNS Tes Logika Formil
- Latihan Soal CPNS Tes koran
- Latihan Soal CPNS Bakat Skolastik
- Latihan Soal CPNS Arismetik
- Latihan Soal CPNS Lawan Kata
- Latihan Soal CPNS PemKab
- Latihan Soal CPNS Psikotes 1
- Latihan Soal CPNS Psikotes 2
- Latihan Soal CPNS Psikotes 3
- Kumpulan Latihan Soal CPNS 2
- Kumpulan Latihan Soal CPNS 1
- Latihan soal CPNS Sejarah Nasional Indonesia
- Latihan Soal CPNS Bahasa Inggris
- Latihan Soal CPNS Bahasa Indonesia
- 60.000 Lowongan PNS mulai Agustus 2013
- Passing Grade Tetap Diberlakukan dalam Rekrutmen C...
-
▼
June
(121)
Powered by Blogger.
Wednesday, June 12, 2013
6:22 PM | Posted by
walkeduwal |
Edit Post
Belasan hari lamanya Oey Yok Su berada ditengah laut,
dan selama dalam perjalanan tersebut pikirannya selalu terkenang pada
kebaikan-kebaikan gurunya.
Tang Cun Liang lah yang telah membuat Oey Yok Su kini menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa dan memiliki kepandaian yang luar biasa.
Tetapi siang itu, waktu Oey Yok Su tengah mengayuh perahunya, ia merasakan tubuhnya seperti disengat-sengat oleh panasnya udara, disamping itu juga langit biru bersih dan air laut seperti mendidih oleh panasnya udara.
Dan yang lebih mengejutkan Oey Yok Su lagi, ia mengetahui apa artinya udara yang panas melebihi dari biasanya itu.
„Celaka…….!” mengeluh Oey Yok Su dalam hatinya, inilah tanda-tanda topan akan segera muncul……… aku harus capat-cepat menyingkir……..!”
Dan Oey Yok Su mempercepat gerakan kayu pengayuhnya, dia harus cepat-cepat menyingkir dari daerah laut tersebut.
Tetapi terlambat …………………
Dari utara justru Oey Yok Su melihat seperti terdapat sebuah tirai putih, seperti asap, yang kian menebal dan menghampirinya. Bahkan air lautpun mulai bergerak-gerak semakin lama merupakan gelombang yang kuat, bergulung-gulung semakin tinggi, sehingga perahu Oey Yok Su seperti juga dipermainkan oleh gelombang tersebut dan membuat pemuda ini sulit menguasai perahunya.
Sedangkan tirai asap yang tengah menuju kearahnya semakin mendekat, cepat sekali semuanya itu terjadi, dan Oey Yok Su merasakan seluruh pakaiannya berkibar terhembus angin yang kuat.
Oey Yok Su mengerti apa yang telah terjadi saat itu. Angin topan telah datang, dan ia sudah tidak memiliki pilihan lain, disimpannya kayu pengayuhnya dan ia memeluk perahunya dengan tubuh bertiarap.
Dengan sikap seperti ini Oey Yok Su hendak mengurangi terpaan angin topan itu.
Dan ia merasakan kepalanya pusing bukan main, karena perahu yang dipeluknya itu terpontang-panting dilemparkan gelombang yang besar kesana kemari tiada hentinya, perahu itu bagaikan sebuah belahan kulit kacang, yang tengah dipermainkan oleh gelombang laut yang ganas dan buas itu.
Oey Yok Su merasakan matanya berkunang-kunang selain kepalanya yang pusing.
Juga perbekalan makanan yang ada diperahunya telah lenyap, entah diterbangkan kemana.
Tetapi Oey Yok Su masih terus mempertahankan dirinya dari seretan angin topan yang begitu dahsyat. Ia mengerahkan lwekangnya dan tetap memeluki perahunya dengan kuat, sehingga tubuhnya seperti melekat diperahunya tersebut.
Namun………… karena perahunya itu berputar-putar pontang-panting tidak hentinya dipermainkan gelombang, akhirnya membuat Oey Yok Su seperti kehabisan napas, kepalanya pusing dengan pandangan mata menjadi gelap.
Ia mengeluh, jika hal ini berlangsung terus lebih lama, tentu ia tidak akan kuat untuk bertahan terus, maka ia akan menjadi korban dari angin topan itu, yang tentunya akan melemparkannya entah kemana.
Tetapi sebagai seorang pemuda yang belasan tahun lamanya memperoleh gemblengan diri dan tenaga dalam, akhirnya membuat Oey Yok Su masih bisa bertahan terus. Dia mengerahkan semangat dan tenaga saktinya memeluki perahunya, seperti juga tubuhnya telah melekat menjadi satu dengan-perahunya tersebut.
Justru yang dikuatirkan oleh Oey Yok Su adalah batu karang.
Kalau saja kebetulan disekitar laut tersebut terdapat karang, habislah riwayatnya, karena perahunya niscaya akan membentur hebat karang itu. Tetapi syukur sejauh itu tidak ada bahaya lain, hanya perahunya yang terus ber-pusing2 kuat sekali, dimana tubuh Oey Yok Su juga jadi berputar tiada hentinya.
Pemuda tersebut merasakan tenaganya seperti habis terkuras, ia telah berputus asa.
„Akhh…….., rupanya hidupku banya sampai disini saja………..inikah cara untuk menyusul suhu………….?” pikir pemuda itu dalam kcadaan putus asa.
Perahunya masih ber-pusing2 terus dan habislah tenaga Oey Yok Su.
Ia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi, dimana pandangan matanya menjadi gelap dan pikirannya menjadi kabur, dan ia sudah pingsan tidak sadarkan diri……..
Oey Yok Su juga tidak mengetahui selanjutnya apa yang terjadi, karena ia hanya sempat berpikir sebelum jatuh pingsan bahwa tubuhnya tentu akan menemui kematian tenggelam didalam laut dan menjadi makanan empuk dari binatang laut, khususnya ikan hiu………
Angin yang berdesir dingin menerpa mukanya membuat Oey Yok Su membuka matanya, ia telah tersadar dari pingsannya, dengan hati bingung dia memandang kesekelilingnya.
Waktu itu tubuhnya masih bertiarap rebah diatas perahunya dengan sepasang tangan tetap memegangi dan memeluk perahunya.
Sedangkan perahu itu sendiiri tengah terombang-ambing perlahan, dipermainkan oleh riak gelombang kecil air laut yang menerpanya lembut.
Oey Yok Su jadi memandang kesekelilingnya.
Hari telah malam.
Entah jam berapa saat itu, ia hanya melihat rembulan telah tinggi dilangit dan banyak bintang-bintang yang bertaburan, air laut disekelilingnya juga berkilauan tertimpah cahaya rembulan.
„Rupanya aku belum binasa……aku rupanya batal menjadi korban keganasan angin topan itu……!” berpikir Oey Yok Su sambil menghela napas.
Ia juga mengucapkan perasaan syukurnya kepada Tuhan, yang telah memberikan perlindungan padanya.
Walaupun bagaimana, kehendak Tuhan jugalah yang membuat ia masih bisa hidup sampai saat ini, karena semula ia telah menduga bahwa dirinya akan menjadi korban keganasan angin topan itu.
Oey Yok Su juga tidak mengetahui entah kapan angin topan itu berlalu, ia hanya heran mengapa dirinya tidak terseret oleh angin topan tersebut.
Bukankah dia telah jatuh pingsan waktu perahunya dilanda topan ?
Rupanya suatu kemujijatan telah terjadi pada diri pemuda ini.
la telah memeluk perahu dengan tubah bertiarap.
Dan waktu memeluki perahunya itu Oey Yok Su telah mengerahkan sinkangnya, sehingga sepuluh jari jemari tangannya seperti tertancap ditubuh perahu.
Maka walaupun ia pingsan, tokh….. kedua tangannya itu masih juga memeluki kuat sekali tubuh perahu.
Tubuh perabu itu, yang telah kehilangan segala barang perbekalan muatannya Oey Yok Su menjadi sangat ringan, dipermainkan topan dengan berputar-putar diatas gelombang air laut, sehingga tubuh Oey Yok Su yang tiarap diperahu tersebut jadi ikut ber-putar2 juga.
Hal itulah, yang telah menyelamatkan Oey Yok Su dari maut.
Kini topan telah berlalu, dan ia hanya berada diperahuaya yang mengambang dipermukaan laut, tanpa kemudi.
Setelah berhasil menenangkan goncangan hatinya, Oey Yok Su menghela napas dalam-dalam. Sekali lagi ia memandang kesekelilingnya, untuk melihat arah angin.
la memang mempelajari ilmu perbintangan, dengan sendirinya ia bisa mengenali arah dengan hanya meIihat kedudukan bintang dan bulan.
la telah mengetahui dengan cepat, jurusan mana untuk mengambil kearah barat.
Tetapi justru sekarang yang membingungkan Oey Yok Su, ia tidak mengetahui kearah mana yang harus diambilnya untuk mencapai daratan Tionggoan.
Itulah sebabnya ia telah mengambil arah barat, untut mencoba mengarungi laut dengan perkiraan saja.
Satu hari sang malam Oey Yok Su berada diperahunya yang terapung ditengah lautan.
Dan sejauh itu dia telah mengayuh, tidak juga di jumpainya daratan, sehingga membuat Oey Yok Su jadi bingung.
„Walaupun aku terlolos dari kematian akibat topan itu, tokh akhirnya aku akan mati juga disebabkan kelaparan dan kehausan………!” pikir Oey Yok Su.
Ia berpikir begitu karena memang perbekalannya semua telah lenyap, diperahunya sudah tidak terdapat suatu apapun juga. Saat itu Oey Yok Su juga telah dicekam oleh perasaan haus yang sangat. Namun sebagai seorang pemuda yang keras hati dan tabah, ia masih bisa bertahaan diri.
Dia merasakan seluruh tubuhnya lemas tidak bertenaga.
Perasaan lapar memang bisa ditahannya, tetapi hausnya ?
Lehernya yang kering seperti juga mencekik pernapasannya.
Diam-diam Oey Yok Su jadi mengeluh.
Hidup terapung-apung ditengah laut dengan kelaparan dan kehausan seperti itu jauh lebih tersiksa dibandingkan mati terseret topan.
Tetapi Oey Yok Su tidak berputus asa, ia telah berlayar terus dengan mendayung mempergunakan sisa tenaganya, sehingga perahunya masih bisa meluncur dengan cepat.
Harapan 0ey Yok Su satu-satunya adalah menjumpai daratan………
Tepat diwaktu itu, Oey Yok Su melihat dikejauhan ada titik hitam, sehingga memberikan harapan pada hatinya.
„Sebuah pulau…..!” menggumam Oey Yok Su gembira, semangatnya terbangun dan dia mendayung lebih cepat lagi, dengan sisa tenaga yang masih ada padanya.
Tang Cun Liang lah yang telah membuat Oey Yok Su kini menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa dan memiliki kepandaian yang luar biasa.
Tetapi siang itu, waktu Oey Yok Su tengah mengayuh perahunya, ia merasakan tubuhnya seperti disengat-sengat oleh panasnya udara, disamping itu juga langit biru bersih dan air laut seperti mendidih oleh panasnya udara.
Dan yang lebih mengejutkan Oey Yok Su lagi, ia mengetahui apa artinya udara yang panas melebihi dari biasanya itu.
„Celaka…….!” mengeluh Oey Yok Su dalam hatinya, inilah tanda-tanda topan akan segera muncul……… aku harus capat-cepat menyingkir……..!”
Dan Oey Yok Su mempercepat gerakan kayu pengayuhnya, dia harus cepat-cepat menyingkir dari daerah laut tersebut.
Tetapi terlambat …………………
Dari utara justru Oey Yok Su melihat seperti terdapat sebuah tirai putih, seperti asap, yang kian menebal dan menghampirinya. Bahkan air lautpun mulai bergerak-gerak semakin lama merupakan gelombang yang kuat, bergulung-gulung semakin tinggi, sehingga perahu Oey Yok Su seperti juga dipermainkan oleh gelombang tersebut dan membuat pemuda ini sulit menguasai perahunya.
Sedangkan tirai asap yang tengah menuju kearahnya semakin mendekat, cepat sekali semuanya itu terjadi, dan Oey Yok Su merasakan seluruh pakaiannya berkibar terhembus angin yang kuat.
Oey Yok Su mengerti apa yang telah terjadi saat itu. Angin topan telah datang, dan ia sudah tidak memiliki pilihan lain, disimpannya kayu pengayuhnya dan ia memeluk perahunya dengan tubuh bertiarap.
Dengan sikap seperti ini Oey Yok Su hendak mengurangi terpaan angin topan itu.
Dan ia merasakan kepalanya pusing bukan main, karena perahu yang dipeluknya itu terpontang-panting dilemparkan gelombang yang besar kesana kemari tiada hentinya, perahu itu bagaikan sebuah belahan kulit kacang, yang tengah dipermainkan oleh gelombang laut yang ganas dan buas itu.
Oey Yok Su merasakan matanya berkunang-kunang selain kepalanya yang pusing.
Juga perbekalan makanan yang ada diperahunya telah lenyap, entah diterbangkan kemana.
Tetapi Oey Yok Su masih terus mempertahankan dirinya dari seretan angin topan yang begitu dahsyat. Ia mengerahkan lwekangnya dan tetap memeluki perahunya dengan kuat, sehingga tubuhnya seperti melekat diperahunya tersebut.
Namun………… karena perahunya itu berputar-putar pontang-panting tidak hentinya dipermainkan gelombang, akhirnya membuat Oey Yok Su seperti kehabisan napas, kepalanya pusing dengan pandangan mata menjadi gelap.
Ia mengeluh, jika hal ini berlangsung terus lebih lama, tentu ia tidak akan kuat untuk bertahan terus, maka ia akan menjadi korban dari angin topan itu, yang tentunya akan melemparkannya entah kemana.
Tetapi sebagai seorang pemuda yang belasan tahun lamanya memperoleh gemblengan diri dan tenaga dalam, akhirnya membuat Oey Yok Su masih bisa bertahan terus. Dia mengerahkan semangat dan tenaga saktinya memeluki perahunya, seperti juga tubuhnya telah melekat menjadi satu dengan-perahunya tersebut.
Justru yang dikuatirkan oleh Oey Yok Su adalah batu karang.
Kalau saja kebetulan disekitar laut tersebut terdapat karang, habislah riwayatnya, karena perahunya niscaya akan membentur hebat karang itu. Tetapi syukur sejauh itu tidak ada bahaya lain, hanya perahunya yang terus ber-pusing2 kuat sekali, dimana tubuh Oey Yok Su juga jadi berputar tiada hentinya.
Pemuda tersebut merasakan tenaganya seperti habis terkuras, ia telah berputus asa.
„Akhh…….., rupanya hidupku banya sampai disini saja………..inikah cara untuk menyusul suhu………….?” pikir pemuda itu dalam kcadaan putus asa.
Perahunya masih ber-pusing2 terus dan habislah tenaga Oey Yok Su.
Ia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi, dimana pandangan matanya menjadi gelap dan pikirannya menjadi kabur, dan ia sudah pingsan tidak sadarkan diri……..
Oey Yok Su juga tidak mengetahui selanjutnya apa yang terjadi, karena ia hanya sempat berpikir sebelum jatuh pingsan bahwa tubuhnya tentu akan menemui kematian tenggelam didalam laut dan menjadi makanan empuk dari binatang laut, khususnya ikan hiu………
Angin yang berdesir dingin menerpa mukanya membuat Oey Yok Su membuka matanya, ia telah tersadar dari pingsannya, dengan hati bingung dia memandang kesekelilingnya.
Waktu itu tubuhnya masih bertiarap rebah diatas perahunya dengan sepasang tangan tetap memegangi dan memeluk perahunya.
Sedangkan perahu itu sendiiri tengah terombang-ambing perlahan, dipermainkan oleh riak gelombang kecil air laut yang menerpanya lembut.
Oey Yok Su jadi memandang kesekelilingnya.
Hari telah malam.
Entah jam berapa saat itu, ia hanya melihat rembulan telah tinggi dilangit dan banyak bintang-bintang yang bertaburan, air laut disekelilingnya juga berkilauan tertimpah cahaya rembulan.
„Rupanya aku belum binasa……aku rupanya batal menjadi korban keganasan angin topan itu……!” berpikir Oey Yok Su sambil menghela napas.
Ia juga mengucapkan perasaan syukurnya kepada Tuhan, yang telah memberikan perlindungan padanya.
Walaupun bagaimana, kehendak Tuhan jugalah yang membuat ia masih bisa hidup sampai saat ini, karena semula ia telah menduga bahwa dirinya akan menjadi korban keganasan angin topan itu.
Oey Yok Su juga tidak mengetahui entah kapan angin topan itu berlalu, ia hanya heran mengapa dirinya tidak terseret oleh angin topan tersebut.
Bukankah dia telah jatuh pingsan waktu perahunya dilanda topan ?
Rupanya suatu kemujijatan telah terjadi pada diri pemuda ini.
la telah memeluk perahu dengan tubah bertiarap.
Dan waktu memeluki perahunya itu Oey Yok Su telah mengerahkan sinkangnya, sehingga sepuluh jari jemari tangannya seperti tertancap ditubuh perahu.
Maka walaupun ia pingsan, tokh….. kedua tangannya itu masih juga memeluki kuat sekali tubuh perahu.
Tubuh perabu itu, yang telah kehilangan segala barang perbekalan muatannya Oey Yok Su menjadi sangat ringan, dipermainkan topan dengan berputar-putar diatas gelombang air laut, sehingga tubuh Oey Yok Su yang tiarap diperahu tersebut jadi ikut ber-putar2 juga.
Hal itulah, yang telah menyelamatkan Oey Yok Su dari maut.
Kini topan telah berlalu, dan ia hanya berada diperahuaya yang mengambang dipermukaan laut, tanpa kemudi.
Setelah berhasil menenangkan goncangan hatinya, Oey Yok Su menghela napas dalam-dalam. Sekali lagi ia memandang kesekelilingnya, untuk melihat arah angin.
la memang mempelajari ilmu perbintangan, dengan sendirinya ia bisa mengenali arah dengan hanya meIihat kedudukan bintang dan bulan.
la telah mengetahui dengan cepat, jurusan mana untuk mengambil kearah barat.
Tetapi justru sekarang yang membingungkan Oey Yok Su, ia tidak mengetahui kearah mana yang harus diambilnya untuk mencapai daratan Tionggoan.
Itulah sebabnya ia telah mengambil arah barat, untut mencoba mengarungi laut dengan perkiraan saja.
Satu hari sang malam Oey Yok Su berada diperahunya yang terapung ditengah lautan.
Dan sejauh itu dia telah mengayuh, tidak juga di jumpainya daratan, sehingga membuat Oey Yok Su jadi bingung.
„Walaupun aku terlolos dari kematian akibat topan itu, tokh akhirnya aku akan mati juga disebabkan kelaparan dan kehausan………!” pikir Oey Yok Su.
Ia berpikir begitu karena memang perbekalannya semua telah lenyap, diperahunya sudah tidak terdapat suatu apapun juga. Saat itu Oey Yok Su juga telah dicekam oleh perasaan haus yang sangat. Namun sebagai seorang pemuda yang keras hati dan tabah, ia masih bisa bertahaan diri.
Dia merasakan seluruh tubuhnya lemas tidak bertenaga.
Perasaan lapar memang bisa ditahannya, tetapi hausnya ?
Lehernya yang kering seperti juga mencekik pernapasannya.
Diam-diam Oey Yok Su jadi mengeluh.
Hidup terapung-apung ditengah laut dengan kelaparan dan kehausan seperti itu jauh lebih tersiksa dibandingkan mati terseret topan.
Tetapi Oey Yok Su tidak berputus asa, ia telah berlayar terus dengan mendayung mempergunakan sisa tenaganya, sehingga perahunya masih bisa meluncur dengan cepat.
Harapan 0ey Yok Su satu-satunya adalah menjumpai daratan………
Tepat diwaktu itu, Oey Yok Su melihat dikejauhan ada titik hitam, sehingga memberikan harapan pada hatinya.
„Sebuah pulau…..!” menggumam Oey Yok Su gembira, semangatnya terbangun dan dia mendayung lebih cepat lagi, dengan sisa tenaga yang masih ada padanya.
----000----
( Bersambung ke bagian 12 )
Tentang Penulis
- walkeduwal
- Kalisoka, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia