Blog Archive

Powered by Blogger.
Saturday, June 15, 2013
Nokia telah mengumumkan ketersediaan update software baru untuk Asha 308 smartphone Nokia, yakni versi 8.13, firmware rilis yang sama yang mulai berdatangan pada perangkat Asha 310 juga.

Pembaruan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengguna dengan kemampuan video streaming ditingkatkan, serta dengan aplikasi diperbarui, dan dengan tambahan Mail For Exchange, Whatsapp, eBuddy dan link di YouTube.
Terobosan baru dari BlackBerry 10 OS SDK, sekarang tersedia  bagi para pengembang yang tertarik, yaitu versi 10.2, kini terdapat beberapa perangkat menarik, terutama bagi mereka yang ingin menguji aplikasi Android mereka pada platform.


AVANSI Antivirus adalah aplikasi handal yang membantu Anda untuk meningkatkan kinerja komputer Anda dengan melindungi sistem Anda terhadap virus, malware dan adware.

Pemindai akan cepat mengidentifikasi setiap ancaman malware mungkin dan Anda dapat mengirim file yang terinfeksi untuk karantina atau hanya menghapusnya di tempat.
Thursday, June 13, 2013

ONG TIONG YANG menghela napas. „Memang tidak ada peraturan seperti itu, yang melarang seorang Tojin melakukan perjalanan bersaman deogan seorang gadis cantik. namun … namun karena aku seorang tojin dan engkau seorang gadis, terpaksa pinto harus memikirkan nama baikmu.
Bagaimana jika sampai terjadi engkau melakukan perjalanan bersama denganku dan nama baikmu jadi rusak karenanya, bukankah hal itu harus dibuat sayang ….. ?”
Ong Tiong Yang setelah berkata begitu meoghela napas dalam2 sambil menoleh memandangi sigadis she Ong tersebut.


TETAPI, waktu itu, dari luar pintu kedai teh itu melangkah masuk seorang laki2 yang bertubuh tinggi besar, yang menghampiri kearah meja sigadis. Ketika melihat nona Ong, mata orang itu berkilat tajam.
„Oho, nona yang manis .. nona cantik!” katanya dengan suara yang serak dan dari mulutnya berhamburan bau arak yang keras.
Ong Tiong Yang jadi memandang ragu2 penuh kekuatiran pada keselamatan gadis tersebut, karena orang bertubuh tinggi besar itu menghampiri sigadis sambil mangulurkan tangannya mencolek muka nona Ong.



SELAMA dalam perjalanan mengembara bersama Ang Bian, Ong Tiong Yang banyak menerima petunjuk dari Ang Bian, karena memang Ang Bian jauh lebih berpengalaman dan memiliki kepandaian yang lebih tinggi dari Ong Tiong Yang.
Karena merasa memiliki sifat yang agak cocok satu dengan yang lainnya, Ang Bian mau memberikan petunjuk-nya kepada Ong Tiong Yang.
Malah setelah mengembara bersama satu bulan lebih, suatu malam Ang Bian telah membuka topeng merahnya memperlihatkan wajahnya kepada Ong Tiong Yang.


ANG BIAN sendiri tidak tinggat diam, karena dengan mempergunakan kipasnya yang memiliki bentuk begitu aneh, ia melancarkan totokan dan kibasan yang cepat dan mengerikan kearah laher lawannya. Jika sampai kibasan kipas aneh tersebut mengenai sasarannya, niscaya akan membuat korbannya berlumuran darah pada lebernya.
It Han beberapa kali mengeluarkan perintah nya yang beruntun, memerintahkan saudara2 seperguruannya mengatur diri. Jurus demi jurus telah dilewatkan dengan cepat, dan juga waktu itu memang terlibat jelas Ong Tiong Yang memiliki kiamhoat (ilmu pedang) yang meyakinkan, karena ia memang bisa menggunakan pedangnya untuk menyerang dan menangkis terjangan lawannya dengan baik, walaupun didesak dengan gencar.


SAAT itu It Han merangkapkan tangannya, ia menjura memberi hormat.
„Memang tepat apa yang dikatakan totiang karena memang begitulah keadaannya…. !” kata Jie Han. Dan pinceng juga kagum dengan pemikiran Totiang…….!”
„Dan coba Tai su pikirkan sekali lagi, dengan kepala yang dingin, apakah tidak ada baiknya jika Tai su mengijinkan agar Ang Bian Lo cianpwe itu dipertemukan dengan Ong Mie Tu ?”
„Hemmm, sayang sekali hal itu sama sekali tidak bisa dipenuhi oleh kami maka dari itu kamipun harus berusaba untuk menghormati kalian, disamping kalianpun menghormati keputusan kami …..!” sambil berkata begitu, It Han menjura memberi hormat, dan in berusaha memperlihatkan sikap yang menyesal.


SESUNGGUHNYA Ang Bian juga telah melihat kelemahan kesepuluh pendeta itu, sebab waktu tubuh Ong Tiong Yang meluncur turun sambil melancarkan serangan kepada mereka, para pendeta tersebut memperlihat sikap,yang gugup. Dalam keadaan demikian membuat Ang Bian mengetahui kelemahan lawan2-nya tersebut. Apa lagi mendengar teriakan Ong Tiong Yang, maka Ang Bian segera menjejakkan kakinya, tubuh-nya melompat ketengah udara dan sambil melayang seperti itu, ia menggerakkan kedua. tangannya bermaksud menghantam kepala Sie Han dan Liok Han.


ONG TIONG YANG berkata: „Dengarlah para Taisu …… kalian memiliki jumlah yang banyak, dan kami hanya berdua, apakah Tai su tidak takut kalau2 nanti ditertawakan oleh orang2 rimba persilatan dengan perbuatan Tai su pada kami itu ?”
„Hemmm, kami memang telah biasa bertempur ber-sama2 walaupun musuh berjumlah banyak atau sedikit. Jika memang kalian ingin menambah jumlah, silahkan, walsupun, tiga puluh orang jumlah kalian, kami tetap hanya akan melayaninya bersepuluh!”


WAKTU itu tampak Lu Liang Cwan telah berkata kepada Ang Bian. .Jika memang kelak kita memiliki kesempatan, tentu pertemuan itu akan mengasyikan sekali, karena kita bisa ber-cakap2 sampai puas…!”
Ang Bian mengangguk.
„Ya, sayangnya sekarang ini aku dengan Ong Totiang tengah mengurus sebuah urusan ….. dengan demikian aku harus pergi melaksanakan persoalan tersebut bersama Ong Totiang, kami tidak bisa menemani kalian terlalu lama iagi….!

UDARA masih dingin dipagi hari itu, tetapi di jalan raya Khu Miang tampak berjalan tiga orang, se-orang wanita dan dua orang lelaki, yang seorang telah berusia lanjut, sedangkan yang seorang lagi berusia masih muda. Mereka tidak lain dari Oey Yok Su bersama Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lao. Ketiga orang ini memang telah melakukan perjalanan bersama, dan juga telah beberapa kota yang mereka singgahi disamping itu telah beberapa kampung yang mereka lewati selama mengembara dalam rimba persilatan.


ANG CIT KONG kaget, karena ia hanya melibat berkelebatnya sesosok tubuh. Tetapi walau pun demikian. Ang Cit Kong memang memiliki kepandaian yang cukup tinggi, tidak mau ia dirubuhkan hanya diserang seperti ttu.
Dengan gesit ia berkelit menyingkirkan diri dari terjangan Tok Cun Hoa.
„Jangan berangasan seperti itu, tidak baik nanti akan menyebabkan gigimu rontok…!” kata Ang Cit Kong sambil tertawa, tidak lenyap sikap gembiranya, walaupun tadi ia telah diancam oleh terjangan yang tidak kecil bahayanya.

SAAT, pertempuran itu tengah berlangsung dengan seru, justru diluar rumah terdengar ribut2: „Kembalikan barangku…!, kembalikan barangku…..!”
Ong Tiong Yang jadi heran, ia melongok keluar.
Segera dilihatnya seorang pengemis muda, mungkin berusia sembilan belas tahun, tengah berjalan seenaknya, dengan ditangannya memegang sepotong daging ayam dan tangan yang satunya memegang sebuah buntalan.
Ia melangkah seenaknya dan mulutnya mengunyah itu juga ter-senyum2.
Tampaknya ia gembira sekali.



SAAT, itu pula Ang Bian memusatkan seluruh kekuatan sinkang yang ada padanya, ia melancarkan totokan dan juga cengkeraman yang cepat, untuk merubuhkan lawannya.
Namun kepandaian Ang Bian masih terpaut sedikit dengan orang bermuka seperti teng korak itu, yang lebih unggul sedikit tenaga sinkangnya, dengan demikian usaha dari Ang Bian yang berusaha mendesak lawannya selau gagal.


MENDENGAR orang mengusir dengan cara demikian kasar, sitopeng merah mengeluarkan tertawa mengejek, katanya : „Engkau memiliki kepandaian yang tidak rendah, tetapi engkau terlalu angkuh dan sombong …. apakah engkau beranggapan bahwa didalam dunia ini hanya engkau seorang diri yang memiliki kepandaian tinggi seperti itu, dan membuat engkau tidak mau memandang sebelah matapun juga kepada orang lain ?”


„KITA akan menuju kepegunungan Lauw-san!” kata uraog bertopeng itu sambil berlari kearah barat, dan Ong Tiong Yang mengikuti.
Mereka memang memiliki ginkang yang tinggi, sehingga mereka bisa melakukan parjalan an dangan cepat.
Setelah ber-lari2 hampir tiga puluh lie lebih mereka melihat sebuah rumah penduduk yang terpencil dari rumah2 lainnya.
Rumah tersebut berada ditempat yang begitu sepi. Disebelah kanannya terdapat hutan rimba yang lebat, sedangkan disebelah kirinya terhampar sawah yang luas.


ONG TIONG YANG ketika tiba diluar kota, memppergunakan ginkangnya untak berlari dengan cepat, dalam sekejap mata saja melewati belasan lie.
Setelah tiba disebuah persimpangan jalan, dimana dikiri kanannya terdapat banyak sekali pohon-pohon dan juga sawah ladang yang terbentang luas, Ong Tiong Yang baru menghentikan larinya, ia melakukan perjalanan perlahan-lahan menikmati keindahan alam yang terdapat disekitar tempat tersebut..


KEESOKAN PAGINYA, ia bertemu dengan Auw yang Hong, dimana pemuda tersebut membawa sikap yang tetap manis kepadanya. Ong Tiong Yang juga menyembunyikan perasaannya, ia melayani Auwyang Hong dengan sikap yang biasa saja, mereka telah makan bersama-sama pula.
Diwaktu itu tampak Auwyang Hong berkata dengan tersenyum manis: „Totiang, aku sesungguhnya sangat berterima kasih kemarin Totiang telah berusaba merecoki kami, antara aku dengan gadis she Lie itu tetapi sayang nya gadis she Lie itu memiliki adat yang berangasan, sehingga kurang kusenangi.”
Wednesday, June 12, 2013


AUWYANG HONG tersenyum sinis, tampaknya ia tidak senang menerima perlakuan yang kasar dari orang bertopeng merah itu, maka ia telah berkata dengan suara mengandung kemen dongkolan : „Hemm….., orang itu hanya memiliki kepandaian yang lebih tinggi dari kita, karena usianyapun lebih tua dari kita, ia dari tingkatan tua. Coba kalau memang kita telah sempat berlatih dari sepuluh atau dua puluh tahun lagi, tentu kita bisa menghadapinya….!”
Ong Tiong Yang tersenyum.
,,Salah jika memang kau memilki pandangan seperti itu, Hengtai,” katanya kemudian. ,,Orang itu memiliki hati yang cukup baik, karena ia tidak menurunkan-tangan keras kepada kita, dan ia telah menolongi kita menghadapi Bian Kie Liang, setelah itu ia pergi begitu saja…..
Tetapi Auwyang Hong tampaknya kurang senang dan ia berkata dengan suara yang tawar: ,,Hemm….., jika dilihat dari gerak geriknya, tentunya orang itu juga bukan manusia balk-baik,” katanya.


DENGAN memakai topeng seperti itu, Ong Tiong Yang bertiga dengan Auwyang Hong dan Bian Kie Liang tidak melihat wajah lelaki yang baru muncul itu. Mereka juga telah melihat betapa orang itu datang dengan gerakan yang ringan dan gesit sekali, suara langkah kakinya hampir tidak terdengar jika memang buka nnya mereka mempunyai pendengaran sangat tajam sekali.
Diwaktu itu tampak Auwyang Hong berusaha berteriak :„Paman, inilah Bian Kie Liang yang perlu dibasmi……..!”
Bian Kie Liang tertawa mergeiek.
„Hemm……., engkau tidak perlu menggertak aku….orang itu bukan sahabatmu dan juga engkau tidak mengenalnya !” kata Bian Kie Liang.


AUWYANG HONG tersenyum, „tempat yang dipergunakan oleh guruku untuk mengasingkan dirinya itu merupakan tempat yang sulit sekali untuk dicapai………”
„Yang perlu kau katakan, dimana kini gurumu itu barada!” bentak Bian Kie Liang degan suara tidak sabar.
„Cepat kau katakan, dimana Kim Hek Lo Sin itu”
Auwyang Hong sambil menaban diri, ia berusaba untuk dapat berdiam diri tanpa mendesak hanya matanya saja yang memancarkan sinar sangat tajam sekali.
Auwyang Hong tersanyum lagi, katanya dengan suara yang satu-satu dan hati-hati: „Jika memang eagkau menghendaki aku membantumu memberitahukan dimana tempat sekarang ini guruku berada, maka kau juga harus mengerti, bahwa kau harus mem-berikan imbalannya untukku………….bagaimana? Kau setuju bukan?”


SEDANGKAN Bian Kie Liang mengeluarkan suara dengusan, tak mengucapkan sepatah kata….. tiba2 tubuhnya melompat melancarkan serangan yang cepat dan kuat. Tubuh Bian Kie Liang bergerak secara aneh seperti menyambar kearah kiri, tetapi serangan itu justru menuju kearah kanan.
Serangan yang dilakukannya itu membingungkan Auwyang Hong, karena ia sama sekali tidak mengetahui arah mana yang, hendak dijadikan sasaran oleh lawannya.
Sedangkad Ong Tiong Yang yang menyaksikan pertempuran itu, diam2 merasa kuatir akan keselamatan Auwyang Hong, karena ia mengetahui bahwa Bian Kie Liang adalah seorang jago tua yang memiliki kepandaian tinggi sekali.


ONG TIONG YANG bangkit dari duduknya, kemudian melangkah kedekat meja pemuda berbaju kuning itu.
Sekilas ia melirik kepada Lie Siu Mie, terhyata sigadis tengah melangkah meninggalkan ruang rumah makan tersebut.
Ong Tiong Yang telah merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada pemuda baju kuning itu, membuat pemuda itu jadi terkejut dan cepat2 melompat bangun dan membalas hormat dari pendeta ini.
„Maafkan Pinto mengganggu sebentar….!” kata Ong Tiong Yang.


SAMA SEKALI sigadis tidak memperlihatkan sikap yang canggung walaupun ia menjadi pusat perhatian dari orang2 didalam ruang rumah makan tersebut.
Waktu itu tampak Kiang Bun sudah berkata dengan suara yang setengah berbisik : „Lihatlah Totiang, betapa cantiknya gadis itu……….!”
Pipi Ong Tiong Yang berobah merah, ia hanya mengangguk dan duduk kembali dikursinya.
Sedangkan Sie Hun Bian juga telah kembali duduk, tetapi matanya tidak lepas-lepas mengawasi gadis tersebut.
Disaat itu, sigadis telah berkata dengan suara yang merdu: „Aku minta cepat disediakan dua kati teh dan dua buah bakpauw !”

ONG TIONG YANG jadi tertarik, ia memperhatikan orang baru masuk itu, ialah seorang lelaki yang berpakaian seenaknya dan tidak teratur, rambutnya walaupun dikonde, namun banyak anak rambutnya yang terurai.
Usia orang mungkin telah mencapai enam puluh tahun, tubuhnya kurus dan mukanya cekung dengan mata yang dalam dan bola mata yang bersinar tajam.
Waktu melangkah masuk orang ini tidak memperhatikan keadaan disekelilingnya, dengan seenaknya ia duduk di sebuah kursi dan menepuk meja cukup keras:
„Mana pelayan….?” tegurnya dengan suaro yang nyaring.
Seorang pelayan cepat-cepat menghampiri untuk menanyakan pesanan orang tersebut, oramg itu memesan lima kati daging dan dua kati arak.


ONG TIONG YANG merupakan seorang tojin yang cukup ditakuti oleh para penjahat dari kalangan hek-to, karena ia walaupun selalu membawa sikap yang sabar, namun bertindak dengan tegas kepada orang2 yang melakukan ke jahatan.
Seperti terlihat pada pagi itu, Ong Tiong Yang tengah berada disebuah kaki gunung dipropinsi Hopei, ia tengah duduk dibawah sebatang pohon sambil beristirahat menghilangkan lelah, seharian penuh Tojin muda ini melakukan perjalanan yang jauh, dan ia belum lagi bertemu dengan rumah penduduk yang bisa ditumpangi ataupun kuil2 yang bisa dimintai bantuannya guna menginap.
Maka untuk melenyapkan letihnya Ong Tiong Yang telah ber-istirahat dibawah pohon itu.
Angin pagi yang bersilir dingin membuat Ong Tiong Yang atau Cie Thio jadi mengantuk, karena semalaman ia melakukan perjanan terus. Ia duduk bersemadhi untuk meluruskan pernapasan dan sinkangnya, sehingga dalam sekejap mata saja perasaan letihnya lenyap.


SUATU PAGI, disaat Cie Thio tengah bermain dipekarangan depan kuil, saat itu pintu kuil di ketuk keras oleh seseorang.
Cie Thio membukakan pintu dan dia melihat tiga orang Tojin (pendeta yang memeluk agama To) tengah berdiri dimuka pintu dengan mulut tersenyum lembut.
„Mana gurumu…….?” tanya salah seorang tojin itu dengan suara yang sabar,
Cie Thio menanyakan siapa ketiga tamu tersebut, yang dijawab bahwa mereka adalah Sam Sian (tiga dewa) dari gunung Kauw.
Ketika perihal kedatangan ketiga orang pendeta agama To itu diberitahukan kepada gurunya, pendeta yang menjadi ketua kuil tersebut, menyambutnya dengan manis kedatangan ketiga orang tojin tersebut.



KOTA Ko-bun-kwan, adalah merupakan kota yang tidak begitu besar, namun penduduknya padat sekali.
Kota Ko-bun-kwan juga merupakan kota simpang lalu-lintas dari orang2 yang melakukan perjalanan dari Selatan kearah Utara.
Sehingga menjadikan kota ini penting dan banyak dikunjungi orang-orang yang melakukan perjalanan dari Barat ke Utara dan sebaliknya, termasuk tujuan untuk pesiar.
Disebuah rumah yang terletak disudut dari persimpangan dipintu kota sebelah barat tampak seorang lelaki setengah baya duduk terpekur. Wajahnya murung sekali, memperlihatkan bahwa ada suatu kesulitan yang tengah melanda dirinya.


HARI-HARI lewat terus dengan cepat.
Pagi itu, Lu Liang Cwan bertiga dengan Oey Yok Su dan Lauw Cie Lan telah berada disebuah rumah penginapan.
Sejak malam tadi mereka menginap disitu dan pagi ini tengah menikmati santapan pagi mereka.
Tetapi secara kebetulan Oey Yok Su menoleh melalui jendela, dan ia melihat seseorang di jalan raya.
„Lu Cianpwe……, Lauw Cianpwe……, lihat…….., seru Oey Yok Su dengan suara seperti terkejut.
Hal ini telah membuat Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan menghentikan makan mereka ke duanya telah melongok dari jendela kejalan raya.
Dan hati mereka jadi girang bercampur kaget melihat yang berjalan dijalan raya itu.
Siapakah orang itu?
SELAMA seminggu lebih Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah berdiam diistana Toan Hongya, sampai akhirnya keduanya telah pamitan minta diri, karena Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bermaksud untuk mengembara.
Jika saja memang Toan Hongya tidak memikul tanggung jawab dan kewajiban mengatur negara, Toan Hongya bermaksud untuk pergi ikut mengembara bersama kedua orang sababatnya ini. Namun sayang sekali, justru urusan negara meminta perhatian Toan Hongya, ia hantar kepergian kedua sahabatnya itu dengan hati dan perasaan yang berat.
Hanya Toan Hongya berjanji, jika memang kelak ia memiliki kesempatan, pasti akan mengunjungi daratan Tionggoan, untuk mencari mereka.


TERNYATA Toan Hongya berhasil ditawan oleh Bong Kim Lian kembali.
Waktu itu Toan Hongya tengah menyerang Bong Kim Lian.
Serangan Toan Hongya selalu dengah gesit den lincah berhasil di-elakkan Bong Kim Lian.
Lewat beberapa jurus, waktu Bong Kim Lian melihat ketiga pendeta dari kuil itu telah ber-lari2 pergi dari tempat tersebut, segera wanita cabul ini menduganya bahwa ketiga, orang pendeta itu tentu akan memberikan laporan kepada alat negara.
Maka ia berpikir untuk segera menghabiskan saja pertempuran itu secepat mungkin.


KETUKAN itu keras sekali, muka Kim Lian jadi berobah.
Didorongnya Toan Hongya dan dia cepat2 mengenakan pakaiannya, kemudian dengan hati yang kesal, ia telah melangkah keluar.
Dibukanya pintu luar untuk menjelaskan kepada tamu bahwa kuil tidak menerima tamu.
Toan Hongya yang tinggal didalam kamar benar2 tersiksa sekati ia jadi begitu resah dan keringat telah membanjiri sekujur tubuhnya.
Di-saat2 seperti itu memang Toan Hongya masih berusaha untuk mengandalkan kokuatan sinkangnya bertahan dari nafsunya.


BONG KIM LIAN yang telah menculik Toan Hongya, lalu membawa pulang kekamar rumah penginapannya.
Tetapi sesampai dikamar rumah penginapan itu, ia teringat Liu Liang Cwan dan Oey Yok Su masih menginap disana, jika terjadi keributan dikamarnya tentu akan memancing perhatian kedua orang tersebut.
Akhirnya ia menjejakkan kakinya melocat meninggalkan penginapan tersebut sambil menggendong Toan Hongya, ia teringat suatu tempat.
Ternyata Bong Kim Liam membawa Toan Hongya kesebuah kuil kuno yang terletak dipinggiran kota, yang pernah dilihatnya saat dia datang pertama kali ke Tailie.


MALAM itu rembulan tergantung tingg’i diatas langit, dan sinarnya yang guram menerangi genting2 bangunan dalam isiana Toan Hongya.
Waktu itu Toan Hongya belum naik keperaduannya.
la tengah memikirkan keterangan Lu Liang Cwan mengenai tokob2 sakti dalam rimbar persilatan. Sering Toan Hongya membayangkan betapa senangnya jika ia bisa datang kedaratan Tionggoan, untuk berkenalan deagan takoh2 sakti itu, guna meminta petunjuk dari mereka.
Dan untuk mengisi kesepiannya, Toan Hongyatelah menuju ketaman istana, untuk melatih diri, melatih ilmu silat pukulan tangan kosong yang pernah diterimanya dari Hek Wan gvrunya.

WAKTU mereka tengah ber-cakap2 seperti itu dari luar rumah makan terdengar langkah kaki.
Mereka bertiga menoleh, karena orang yang baru datang itu telah mengetuk meja agak keras.
Ketika melihat orang yang baru masuk kedalam ruang rumah penginapan ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi terkejut, karena itulah seorang wanita yang cantik sekali, tidak lain dari Bong Kim Lian, wanita cabul yang pernah mengganggu Oey Yok Su.
Sedangkan Kim Lian memandang mereka sejenak, kemudian berkata kepada pelayan yang telah menghampirinya,: „Sediakan aku makanan dan tiga kati air teh, lalu kau siapkan sebuah kamar untukku……. !”
Pelayan itu mengiyakan cepat, dan Kim Lian telah duduk dikursi yang terpisah empat meja dengan Oey Yok Su.


KEESOKAN paginya, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bermaksud akan melanjutkan perjalanan mereka.
Tetapi waktu itu, dirumah penginapan tersebut telah datang seorang pemuda berusia dua puluh tahun lebih, sikapnya gagah, memakai baju lebar, sehingga tampaknya ia merupakan putera bangsawan.
Kepada seorang pelayan ia menanyakan perihal Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Kebetulah saat si pelayan tengah menceritakan pertempuran yang terjadi tadi malam, antara Oey Yok Su dengan para pencopet itu, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tengah menuruni undakan anak tangga, sehingga pelayan itu jadi berhenti bercerita.


SEBAGAI kerajaan yang berada didaerah selatan, yaitu In-lam, yang memiliki pemandangan yang sangat indah sekali, disamping suasana yang selalu sejuk dan nyaman, Tailie merupakan karajaan yang sangat terkenal. Walaupun kerjaan itu memiliki daerah yang tidak begitu luas, namun Toan Ceng, bisa mengatur rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.
Terlebih lagi dibawah pempinan Toan Ceng yang sangat bijaksana dan adil, maka rakyat semakin hidup aman dan tenteram. Setiap peristiwa penasaran yang dihadapi oleh rakyat kecil, boleh dilaporkan langsung kepada Toan Hongya dan akan dilayani dengan sebaik mungkin.
Dengan demikian, di Tailie tidak ada pembesar negeri yang mempergunakan kekuasaannya dengan tindakan sewenang-wenang.


BEBERAPA KALI Toan Hongya mencoba keampuhan sisik2 yang terdapat disekujur tubuhnya, ia telah perintahkan kepada beberapa orang pengawal istana untuk menusukkan -tombak pada dirinya.
Memang per-tama2 para pengawal itu ragu-ragu dan tidak berani melaksanakan perintah itu dengan mempergunakan tenaga, mereka hanya menusuk perlahan.
Tetapi waktu melihat mata tombak itu tidak melukai raja mereka, barulah mereka berani menombaknya lebih keras. Malah akhirnya menombak dengan sungguh2, tetapi tidak ada mata tombak yang bisa melukai Toan Hongya.



„AKU telah membunuh seekor ular yang aneh bentuknya dikolam istana …….!” menjelaskan Toan Hongya. ,
„Seekor ular ?” tanya Hek Wan.
„Waktu itu aku tengah bermain dikolam, dan telah dililit oleh seekor ular, dan kemudian aku berhasil membinasakannya dengan menggigitnya.
„Dan darah ular itu telah dihirup oleh Toan Hongya ?” tanya Hek Wan.
Toan Hongya mengangguk………. „Ya, dan ular itu telah binasa……….!”


NAMUN pada suatu pagi, diluar pintu istana terjadi keributan mendadak.
Waktu Toan Liang yang hari itu tengah memimpin pasukan pengawal mengadakan penjagaan diistana keluar untuk melihat keributan itu.
Ternyata keributan tersebut ditimbulkan oleh beberapa orang anak buahnya.
Dimuka istana tampak seorang laki2 yang keadaannya tidak keruan macam, berpakaian kebesaran dan juga tidak keruan bentuknya, dengan rambut yang terurai turun, tengah duduk sambil mengoceh seorang diri.


DENGAN memperoleh petunjuk dari Lam Siang Cinjin, ia memiliki kepandaian yang lebih tinggi, karena dengan latihan-Iatihannya itu ia memperoleh kemajuan yang pesat sekali.
Sedangkan dihari-hari berikutnya, negeri Tailie juga banyak didatangi orang-orang rimba persilatan yang memiliki kepandaian tinggi, namun semua itu tidak ada yang cocok dihati Toan Hongya, dimana kepandaian jago-jago yang singgah dinegeri Tailie hanya merupakan jago-jago yang memiliki kepandaian tidak lebih tinggi dari Toan Hongya sendiri.
Padahal Toan Hongya tidak menyadari, bahwa kemajuannya yang pesat adalah berkat petunjuk yang diberikan Lam Siang Cinjin.
Banyak para jago-jago rimba persilatan yang diuji oleh Toan Hongya.


CEPAT sekali Toan Hongya tiba didepan orang buruannya, segera ia melihat orang tersebut berpakaian seperti seorang tosu, yang usianya mungkin telah meacapai enam puluh tahun. Wajahnya angker dan gagah, ditangannya memegang hudtim, yang gagangnya berkilauan tertimpah sinar rembulan, rupanya gagang hudtim itu terbuat dari emas !
Toan Hongya jadi terkejut.
Tosu inilah yang tengah dicarinya.
Cepat-cepat Toan Hongya menjura memberi hormat, sambil katanya : „Maafkan cin jin…… siapakah cin jin sebenarnya…….!”.
Sedangkan tosu itu ketika melihat Toan Hongya, telah tersenyum ramah.


SERINGKALI setiap kaisar Toan Hongya keluar menyamar dari istananya, tidak ada seorang peaghuni istar2apun yang mengetahuinya.
Kaisar yang, memiliki kekuasaan yang mutlak atas negrinya, yaitu Tailie, tidak betah suduk disinggasananya, ia lebibh senang berkeliaran untuk mempelajari ilmu silat, dibandingkan, harus mengurus negaranya dan memikiri segala macam pikiran berbau politik. Maka dari itu, Toan Hongya sering mewakili tampuk pemerintahannya kepada para menteri-menteri-nya. Jika memang bukan persoalan yang terlalu penting, dan hanya pekerjaan rutin saja sehari-hari, maka para menterinya itulah yang harus mengurusnya.
DIKOTA Tung-hang yang terdapat dalam bilangan daerah In-lam, tampak seorang pemuda tengah berjalan tenang sekali dipintu barat kota tersebut. Pemuda itu memiliki tubuh yang tegap, rambutnya diikat keatas rapih sekali, bajunya berwarna hijau dengan celananya yang berwarna kuning dan angkin pengikat pinggang yang berwarna merah. Resik sekali tampaknya, disamping wajahnya yang kelimis halus. la merupakan seorang pemuda yang gagah dan tampan, usianya mungkin belum sampai dua puluh tahun.
BAGIAN 19.1

OEY YOK SU menghela napas, karena dengan berpisahnya ia dari Lu Liang Cwan, berarti dirinya sudah tidak akan diganggu oleh kelakuan orang she Lu itu, yang tua-tua tetapi memiliki perangai seperti anak kecil.
Oey Yok Su menghampiri seorang nelayan berusia agak lanjut yang tengah merajut jalanya, ia memberi hormat sambil tanyanya: „Lopeh (paman), dimanakah kampung terdekat dipesisir sini
Orang tua itu, yang telah menunda pekerjaannya merajut jalanya, telah mengawasi Oey Yok Su sejenak, lalu ia berkata :„Anak muda, dipesisir ini hanya terdapat sebuah perkampungan, yaitu perkampungan kami, yang bernama Kuang-cie”
RUPANYA Lu Liang Cwan memang menepati janjinya, ia telah turun kedarat bersama Lauw Cie Lan. Kemudian Lu Liang Cwan kembali lagi dengan membawa perbekalan air minum dan makanan.
Sedangkan Lauw Cie Lan sudah tidak kelihatan lagi, rupanya dia telah kembali kegoanya.
Waktu itu, dengan ringan Lu Liang Cwan melompat kedalam perahu: „Mari kita berangkat…!” ajaknya.
Oey Yok Su girang, sekarang dia tidak perlu kuatir untuk ditinggal seorang diri dipulau itu. Dengan bersemangat dia mengayuh perahunya yang laju sekali.
„SUDAHLAH, biarlah bocah ini kita tinggalkan saja dipulau ini. Aku ingin meninggalkan pulau ini dengan mempergunakan perahunya, dan kau Dewi Bangsat, apakah engkau mau ikut bersamaku ?”
„Hemmm……., enak saja kau bicara, apakah engkau kira aku ini isterimu ?” tanya Lauw Cie Lan dengan suara yang dingin.
„Dengan seenaknya engkau mengajak aku untuk naik perahu bersamamu……!”
Muka Lu Liang Cwan jadi berobah merah, tetapi dia tidak marah oleh teguran Lauw Cie Lan, hanya tertawa dengan suara yang keras.
Lauw Cie Lan berdiam diri lagi sejenak lamanya, sampai akhirnya,muka wanita tua ini berobah berseri-seri gembira.
„Bagus…….! Bagus………! Kalau begitu bagaimana jika kita mengambil anak ini menjadi murid kita… ?”
Lu Liang Cwan telah mengangguk cepat.
„Tepat…….! Akupun memang berpikir begitu!”
JUSTRU aku sejak dulu bergelar Sian Ho, engkau sudah mengetahui itu……. engkau boleh mempergunakan segala macam senjata, aku tidak akan melarangnya untuk dipergunakan dalam pertandingan kita ini, sedangkan aku hanya akan mempergunakan senjataku yang satu ini, ialah api !”.
Dan selesai berkata, Lauw Cie Lan mengeluarkan suara desisan lagi, kedua tangannya digerak-gerakkannya, sehingga lidah api telah menyambar-nyambar tidak hentinya kearah Lu Liang Cwan. Keadaan seperti ini memaksa Lu Liang Cwan jadi terdesak mundur.
SETELAH berlari-lari tidak jauh, Lu Liang Cwan membelok kesebuah lembah, yang mirip diantara celah kcdua bukit tebing.
Oey Yok Su sendiri telah metihat betapa pulau itu sangat. luas.
Hal ini, membuat Oey Yok Su juga jadi heran, karena ia tidak menyangkanya bahwa pulau ini ternyata sangat luas. Didalam hatinya Oey Yok Su juga jadi berpikir, entah apa namanya pulau ini.
Lu Liang Cwan telah berlari terus memasuki lembah itu. la berlari tanpa pernah menoleh kebelakang. Sampai akhirnya ia berhenti dibawah sebuah tebing. Ia berdiri diam mengangkat kepalanya memandang keatas tebing.
„DULU!, DUA PULUH EMPAT TAHUN yang lalu aku telah dirubuhkan oleh situa she Tang itu. Dan aku telah bersumpah akan melatih diri untuk menciptakan ilmu yang hebat, agar kelak aku bisa mempergunakannya untuk merubuhkan situa she Tang itu ! Tetapi rupanya jerih payahku selama dua puluh tahun lebih ini hanya sia-sia belaka, sebab si tua bangka she Tang itu telah pergi keneraka………..!”
PERAHU itu meluncur lebih cepat dari semula, dan tidak lama kemudian titik hitam dikejauhan itu kian membesar dan jelas.
Memang Oey Yok Su memiliki mata yang sangat tajam, ia mulai dapat melihat tepian pulau tersebut.
Tetapi walaupun telah terlihat oleh mata, jarak yang harus ditempuh guna mencapai pulau tersebut cukup jauh.
Karena itu ia telah keburu letih, dan beristirahat beberapa kali.
Apa lagi rasa haus clan lapar terlalu mencekam dirinya.
Setetah mendayung lagi sampai beberapa saat, waktu fajar akan menyingsing.
Oey Yok Su tiba didaratan pulau tersebut.
Belasan hari lamanya Oey Yok Su berada ditengah laut, dan selama dalam perjalanan tersebut pikirannya selalu terkenang pada kebaikan-kebaikan gurunya.
Tang Cun Liang lah yang telah membuat Oey Yok Su kini menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa dan memiliki kepandaian yang luar biasa.
Tetapi siang itu, waktu Oey Yok Su tengah mengayuh perahunya, ia merasakan tubuhnya seperti disengat-sengat oleh panasnya udara, disamping itu juga langit biru bersih dan air laut seperti mendidih oleh panasnya udara.
PAGI itu Oey Yok Su telah menyediakan makanan pagi untuk gurunya, kemudian ia melatih diri, dipekarangan rumah dengan ilmu silat yang telah dimilikinya. Yang membuat Oey Yok Su melatih diri dengan giat, karena ia bermaksud untuk memiliki sinkang yang lebih tinggi, karena semakin dilatih, sinkangnya itu se-makin memperolch kemajuan, menambah selera Oey Yok Su untuk mempertinggi ilmu dan kepandaiannya.
Dia memasuki kamarnya lewat jendela, tetapi begitu membuka daun jendela, dia melihat Oey Yok Su tengah duduk ditepi pembaringan, tengah duduk termenung.
„Muridku…..!” panggil sang guru ini sambil tertawa.
Oey Yok Su terkejut, dia tersadar dari lamunannya.
„Suhu…….!” panggilnya.
„Kemana kau pergi Suhu, membuat tecu jadi bingung……,!”
„Aku bertemu dengan seorang sahabat, dan kami telah bercakap-cakap sampai lupa waktu…….!” menjelaskan Tang Cun Liang.
„Mengapa engkau tidak tidur saja…?”
„Tadi malam telah datang seseorang, yang ingin bertemu dengan suhu…!” kata Oey Yok Su.
„Siapa ?”
TERNYATA, waktu Oey Yok Su tengah tertidur nyenyak, Tang Cun Liang juga tengah merebahkan tubuhnya dipembaringan, diapun ingin tidur. Tetapi justru telinganya yang tajam mendengar suara langkah kaki yang ringan diatas genting rumah penginapan.
Walaupun suara itu sangat perlahan sekali, seperti jatuhnya daun kering, dan juga menunjukkan orang yang tengah berjalan malam itu adalah seorang yang telah mahir ilmu meringankan tubuhnya. Segera dia menduga kepada maling pemetik bunga (djaj-hoa-tjat), sehingga Cun Liang jadi terbangun semangatnya.
Setiap setahun sekali Oey Yok Su diajak gurunya meninggalkan pulaunya untuk membeli keperluan makan mereka sehari-hari.
Dan hari itu Tang Cun Liang telah mengajak muridnya untuk pergi kedaratan pula guna membeli kebutuhan mereka. Guru dan murid telah mempergunakan sebuah perahu yang cukup besar, karena kelak jika kembali kepulau, mereka akan membawa persiapan dan bahan-bahan kebutuhan mereka yang cukup banyak jumlahnya.
Oey Yok Su yang kini telah memiliki pertumbuhan tubuh yang baik dan sehat, mengayuh perahu, sedangkan gurunya hanya-duduk bersemadhi berdiam diri saja. Dia memang sengaja menyerahkan kayu pengayuhnya kepada murid tersebut, untuk melihat sudah berapa jauh kepandaian yang bisa diperoleh Yok Su.
SEDANGKAN Oey Yok Su yang baru berlari beberapa langkah, tahu-tahu lengannya telah dipegang oleh Tocu dari Tho Hoa To.
„Jangan keras kepala !” bentak Tocu itu sambil melontarkan Oey Yok Su, sampai anak itu jatuh terbanting ditanah.
Oey Yok Su merintih kesakitan, tetapi dia telah merangkak bangun sambil katanya dengan sikap penasaran sekali : „Engkau jahat sekali…… aku tidak mau ikut dengan kau!”
„Coba kau ulangi sekali lagi……..!” kata Tocu itu dengan sikap dan suara yang dingin.
MARI kita tinggalkan Auwyang Hong, kita menengok kekampung Bu-sai yang terletak didaerah Kanglam. Kampung itu merupakan perkampungan yang tenang, tenteram, dimana para penduduknya hidup dengan bercocok tanam.
Sudah sering dikemukakan terkenalnya akan keindahan alam di Kanglam, gadis-gadis Kanglam terkenal akan kelembutannya. Tetapi diperkampungan itu, tidak terlihat gadis-gadis, hanya terdiri dari orang-orang tua dan lelaki bertubuh tegap, karena mereka umumnya jika memiliki puteri, selalu diberikan kepada orang. Untuk suatu keluarga di Kampung itu, mereka hanya menghargai jika isteri-nya melahirkan seorang anak lelaki. Tidak mengherankan jika diperkampungan tersebut tidak ada gadis-gadis muda belia, karena mereka umumnya diberikan kepada penduduk dikota-kota yang membutuhkan anak wanita.
PAGI itu Auwyang Hong sedang bermain dimuka halaman rumahnya ditemani Hek Lotoa. Mereka sedang bermain kelereng, walaupun Lotoa telah berusia tiga puluh tahun lebih, dia selalu dikalahkan oleh Auwyang Hong, yang selalu tepat menyentil kelerengnya.
Sedang asyik-asyiknya mereka bermain, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara orang berteriak-teriak : „Tangkap kuda liar….. ! Kuda liar mengamuk…… ! Tangkap kuda itu…….!” dan serombongan orang terdiri dua puluh orang lebih penduduk daerah itu tengah mengejar seekor kuda yang sebentar-sebentar mengamuk dengan tendangan dan amukannya. Ada salah seorang diantara rombongan orang itu yang cukup berani mendekati kuda itu, namun nasibnya sial, perutnya kena ditendang kaki belakang kuda itu, sehingga orang itu terpelanting sambil meringkuk 17:memegangi perutnya dengan kedua tangannya.
HUJAN turun sejak pagi tadi, tetapi sore hari hujan mulai kecil dan hanya rintik-rintik saja. Tetapi dipinggir sawah dijalan raya diluar kota Siung Kang, tampak seorang anak lelaki berusia sebelas tahun tengah duduk terpekur dimana dia mengawasi titik-titik hujan yang turun ditengah-tengah sawah itu. Lama dia duduk ditepi jalan membiarkan tubuhnya di basahi oleh air hujan itu, anak ini seperti tidak memperdulikan. Rambutnya yang basah kuyup dan pakaiannya yang telah basah juga, semuanya tidak diacuhkan oleh anak itu. Dia sesungguhnya tengah mengawasi seekor katak yang melompat-Iompat diantara sawah itu.
SEEKOR kuda tengah berlari dengan cepat memasuki kota Bun-siong-kwan, penunggang kuda itu seorang pemuda pelajar. Dialah Thung Liu Cie.
Dia telah bertanya-tanya kepada para penduduk, dimana letak gedung Tiekwan (hakim) dikota tersebut, atas petunjuk penduduk kota itu akhirn-ya Thung Liu Lie telah tiba digedung Tiekwan yang mewah dan megah sekali.
DI JALAN RAYA yang menghubungkan jalan „Cing-an dengan jalan ke-Bu-tong, tampak, ber lari2 seorang-anak lelaki kecil berusia delapan tahun, sambil ber-lari2 begitu, mulutnya tidak hentinya mengoceh seperti bernyanyi.
„Plak, plak, plak,
Kudaku lari keras sekali,
Gagah dengan pedang,
Berani menghadapi maut,
Siapa yang menghadang,
Ditabraknya dengan segera.
Plak, plak, plak,
Kudaku warna bulunya merah,
Larinya keras jika tengah marah,
Meraung keras dengan gagah.
Siapa berani menentangnya ?”
Terus juga anak lelaki itu berlari-lari dengan mulut mengoceh tidak hentinya seperti itu, dia berlari dengan membawa sikap seperti tengah menunggangi seekor kuda, tubuhnya digentak-gentakkan. Tetapi waktu dia melihat seorang anak lelaki sebaya. dengannya sedang bermain kelereng, dan seorang anak lelaki,lainnya berusia diantara sepuluh tahun tengah berjongkok untuk menyentil kelerengnya, anak lelaki ini telah meng hampirinya.

Game Description:
Travel through time to save your friends in SpongeBob SquarePants Obstacle Odyssey 2, a fun new action adventure through Bikini Bottom.

 

A fun side-scrolling platformer with simple graphics.

Platomatic is a new side-scrolling 2D platformer in which you take control of two different characters, each with their unique abilities.

Frank and Callum want to be friends but they realize that they can't exist together at the same time, when one moves, the other freezes. Help them find a device that can merge both time paths together allowing them to become friends.

DOWNLOAD
Better usability:
· convert rail tool (to rail, monorail, and maglev)
· build stations with drag&drop
· support of drag&drop for almost all tools (demolition, road/rail building/removing, scenario editor...)
· sorting of most lists based on various criteria (vehicle, station, town, industries, etc.)
· mouse wheel can be used to scroll in menus and to zoom in/out.
· autoscroll (to left/right) when the mouse is near the edge of the screen
· build in paused mode
· sell whole train by dragging it to the dynamite trashcan
· cost estimation with the 'shift' key
· patch options configuration window, change settings from within the game
· "debtmax" faster loan management with CTRL key

Graphical/interface features:
· screenshots can be in BMP, PNG or PCX format (select in game options menu)
· more currencies (including Euro introduction in 2002)
· extra viewports to view more parts of the gamefield at the same time
· window mode with double zoom (CTRL+D to toggle) (MS Windows only)
· resolution and refresh rate selection for fullscreen mode
· colourful newspaper after a certain date
· colour coded vehicle profits
· game speed increase (through fast forward button or by pressing the TAB key)
· snappy and sticky windows that always stay on top and neatly align themselves to other windows
· more hotkeys for even less mouse-clicking


DOWNLOAD

Tuesday, June 11, 2013
tenaganya untuk melawan. Justru dengan berbuat demikian ia merasakan tangannya hilang tenaga dan sakit sekali, rasa sakitnya sampai ke ulu hati. Siauw Thian tampak wajah saudaranya merah dan pucat, ia tahu saudaranya ini tentu telah "ketemu batunya". Ia mengerti gelagat yang kurang baik itu dan sangsi turun tangan untuk membantu.
Pauw-sie bertepuk tangan sambil tertawa. "Sungguh anjing yang tahu diri!" katanya.
"Memang anjing yang sangat tahu diri!" sahut Siauw Thian. " Setelah menggonggong, dia muncul dari semak-semak itu! Enso tahu, anjing apakah itu?
Dialah Tio Tayjin, residen kita!"

Di luar gunung ada lagi gunung hijau,
di luar lauwteng ada pula lauwteng lainnya,
Nyanyian-nyanyian dan tari-tarian di Telaga Barat,
hingga kapankah itu akan berhenti?
Penghidupan mewah di Selatan telah membuat mabuk
kepada pelancong-pelancong tetamu,
Hingga kota Hangciu dianggapnya sebagai kota Pianciu!

Syair di atas adalah lukisan dari peristiwa pada delapan ratus tahun yang lampau. Ketika itu kerajaan Song telah menjadi sedemikian lemahnya hingga kedua kaisar Hwie Cong dan Kim Cong sudah kena ditawan bangsa Kim (Kin), karena mana itu pangeran Kong Ong lalu menyeberang ke Selatan, menerima tahta kerajaan di kota Lim-an, menjadi Kaisar Kho Cong.
Wong Feihung atau Hwang Fei-hong (hanzi tradisional: 黃飛鴻; hanzi sederhana: 黄飞鸿; pinyin: Huáng FÄ“ihóng; Cantonese: Wòhng FÄ“ihùhng) (lahir 9 Juli 1847 – meninggal 25 Maret 1924 pada umur 76 tahun) adalah seorang praktisi ilmu bela diri Hung Ga, guru besar, tabib tradisional Cina dan juga revolusioner yang kemudian menjadi pahlawan rakyat Cina.
Mereka ber 7 adl murid2 utama Ong Tiong Yang. Bagi yg pernah memabca/menonton serial Condor Hero pasti tak asing lagi dg nama mereka, yaitu; Ma Yu (Ma Giok), Tan CuDuan (Tam Ci Toan), Wang CuYi (Ong Ci It), Qiu ChuJi (Ku Chi Kee), Hao DaTong (Cek Tai Tong), Liu ChuXuan & Sun Bu Er (Sun Put Ji)
Walaupun mereka ber7 konon menjadi dewa semua tapi disini saya hanya akan membahas 3 diantarnya saja yaitu;

Pecinta serial Condor Herio pasti tak asing lagi dg tokoh yg dikenal sbg "Pendekar Tengah" difilm/novel itu. Gambar beliau jglah yg selalu diludahi oleh Yo Ko & bibinya saat mereka bersembayang pada nenek gurunya.

Seperti gambarannya diCondor Hero, di dunia nyata Ong memang seorang jago beladiri kenamaan. Suatu hari saat sedang mengumpulkan para pendekar untuk memerangi bangsa Kim (Jin), Ong bertemu dg dewa Lu DongBin yg memberinya kitab ttg Nei Dian (internal alchemy). Ong pun langsung membatalkan niatnya mengumpulkan pendekar & pergi menyepi kesebuah kuburan kuno untuk mempelajari kitab itu (kuburan kuno inilah yg menjadi tempat tinggal YoKo & gadis naga kecil dalam cerita Condor Hero).

Setelah berhasil menguasai seluruh ilmu yg ada kitab itu, Ong meninggalkan kuburan kuno & pergi berkelana untuk mengumpulkan pengikut. Ahirnya beliau menetap digunung Zhong Nan & mendirikan perguruan Coan Cin (Quan Zhen) disana.

Biksu Dharma adalah seorang pangeran India yg lebih memilih jalan Budha ketimbang menikmati kemewahan diistana. Saat pertama kali datang ke China, beliau disambut dg hangat oleh kaisar Liang WuDi dari kerajaan Liang. Dg bangga sang kaisar bertanya "aku sudah banyak membangun kuil & berderma bagi rakat miskin, jadi apakah pahala yg akan kuperoelh dikehidupan mendatang?", Biksu Dharma menjawab jujur "Yang mulia tidak akan mendapat apa2 dikehidupan mendatang karena hakekat mendalami ajaran Budha adl menghilangkan nafsu. Bila yang mulia masih mengharapkan balasan dikehidupan mendatang berati hati yg mulia belum bersih & masih dikuasai nafsu"

Dalam Dunia persilatan ada tokoh Antagonis atau yang disebut sebagai Jagoan seperti Kwee Ceng, Yo Ko, Lenghou Tiong maupun Thio Bu-Ki. Namun dimana ada yang baik, begitu juga pasti ada tokoh yang Jahat atau Antagonis. Berikut ini adalah beberapa tokoh Antagonis dalam serial Silat karya Jin Yong (Chin Yung)
* * *
Jika kita pernah membaca novel atau komik, maka tentunya kita mempunyai tokoh yang kita sukai dalam cerita tersebut, banyak alasan mengapa kita menyukai salah satu tokoh dalam cerita itu, bisa jadi karna sifat atau perwatakannya.dan kebanyakan dari kita umumnya cendrung menyukai tokoh utama dalam cerita.

Friday, June 7, 2013

Latihan Soal CPNS Wartegg Test






Latihan Soal CPNS Persamaan Kata





Latihan Soal CPNS Reading

Latihan Soal CPNS Tes Padanan Hubungan
Latihan Soal CPNS Test Menggambar
Latihan Soal CPNS Tes Logika Formil


Latihan Soal CPNS Arismetik
Latihan Soal CPNS Lawan Kata
Latihan Soal CPNS PemKab

Latihan Soal CPNS Psikotes 1
Latihan Soal CPNS Psikotes 2
 Latihan Soal CPNS Psikotes 3

Kumpulan Latihan Soal CPNS 2





DOWNLOAD LATIHAN SOAL CPNS BAHASA INDONESIA

Pemerintah kembali mulai menjaring calon pegawai negeri sipil (CPNS) baru sebanyak 60.000 orang tahun ini. Jumlah itu sudah termasuk program pengangkatan pegawai honorer yang masih tersisa.
“Untuk penerimaan dari kategori umum 60.000-an,” kata Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (WamenPAN) Eko Prasojo seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (10/5/2013).
Untuk penerimaan pegawai dari pelamar umum dibagi untuk pemerintah pusat dan daerah. Dari sini, lanjut Eko, pemerintah bisa benar-benar mencari pegawai yang sesuai kebutuhan.
Eko memperkirakan perekrutan pegawai tahun 2014 kurang lebih sama dengan penerimaan tahun ini. “Kalau nggak ada yang macam-macam, Insya Allah 2014 masalah pegawai honorer rampung,” kata Eko.
Menurut Eko, adanya pegawai honor yang masih tersisa membuat penerimaan pegawai masih harus memprioritaskannya. Setidaknya, penerimaan CPNS yang leluasa baru bisa dilaksanakan pada 2015 mendatang.
Sementara, tes penerimaan CPNS secara nasional akan digelar pada Agustus 2013. Jumlah PNS yang memasuki masa pensiun tahun ini mencapai sekitar 110 ribu dan yang akan diterima sekitar 60 ribu CPNS.
Untuk Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kategori 2 (pendapatan tidak dibayar melalui APBN/APBD), Wamen PAN-RB Eko Prasojo mengatakan, jumlahnya mencapai 500 ribu. “Kemenpan-RB masih akan melakukan penentuan kuota formasi jurusan dan usulan dari daerah,” jelas Eko.
Kemudian akan ditentukan jumlah kuota yang akan diterima untuk PTT K2. Jika kuota telah ditentukan, maka akan lakukan tes untuk pada Juli atau Agustus.
Tes penerimaan PTT K2, lanjut Eko, akan disamakan dengan tes penerimaan reguler, diantaranya tes kepribadian, tes potensi akademik dan tes wawasan kebangsaan. sumber: detik finance
JAKARTA – Aparatur negara seyogyanya memiliki power culture sebagai bentuk dedikasinya menjadi abdi negara. Persoalan integritas ini akan diketatkan pada rekrutmen CPNS TA 2013. Asisten Deputi Kesejahteraan SDM Aparatur Salman mengatakan, perlu adanya perbaikan pada sistem seleksi untuk mendapatkan SDM Aparatur yang berkualitas.
“Perekrutan ditujukan untuk memilih sarjana terbaik dari universitas terbaik,” ujarnya saat menghadiri rapat koordinasi kebijakan bidang SDM Aparatur di Medan (15/05). “Kualitas SDM menentukan maju tidaknya suatu bangsa,” tambahnya.
Rencana pengangkatan CPNS TA 2013 ini selain memiliki power culture, juga harus memenuhi syarat passing grade. Yaitu nilai minimal kelulusan yang akan diberlakukan lagi. “Sejak merdeka kita tidak pernah memakai sistem passing grade lagi. Sekarang kalau butuh 20 pegawai tapi yang lulus hanya lima, maka hanya lima saja yang diambil,” ujar Eko Prasojo di lain kesempatan, dalam menanggapi persoalan SDM.
Selain menguji kepribadian, wawasan kebangsaan, dan kompetensi dasar, juga CPNS harus lulus pada kompetensi bidang. Butuh kreatifitas aparatur untuk sebuah perubahan yang lebih baik terhadap negara ini.
Satu persen orang terhebat di Indonesia harus masuk birokrasi,” ungkap Wamen. Dimulai dari perbaikan daya tarik dari pekerjaan abdi negara ini, hingga menciptakan suasana yang kondusif untuk perubahan birokrasi. (bby/HUMAS MENPANRB)


Untuk Penerimaan CPNS 2013 Jateng 2013, Pemerintah Provinsi Jawa Telah memasukkan usulan sebanyak 2.000 formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Ini adalah berita gembira bagi anda yang berencana untuk melakukan Pendaftaran CPNS 2013 di Jawa Tengah (Jateng). Rencana Penerimaan CPNS 2013 Jateng ini berdasarkan selesainya moratorium Penerimaan CPNS Nasional.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Tengah Suko Mardiono di Semarang, Pada Hari Minggu 27/1/2013 yang mengatakan bahwa:
“Moratorium penerimaan CPNS sudah selesai, Jawa Tengah kembali mengajukan formasi ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara,”

Meski demikian, Menurut beliau, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kuota CPNS yang akan diberikan hanya sekitar 300 orang. Ini berarti bahwa kemungkinan lowongan CPNS 2013 Jateng hanya sekitar 300 formasi lowong. Oleh karena itu persiapkan diri anda dengan sebaik-baiknya.

Bapak Suko Mardiono menuturkan bahwa Jawa Tengah tetap menyiapkan langkah antisipasi dengan mengalokasikan anggaran untuk penerimaan CPNS tersebut meski pemerintah pusat belum memberikan persetujuan.

“Kami tetap menunggu persetujuan pusat. Kalau tidak diberi, tentu tidak akan menggelar seleksi,” katanya.
Selain formasi umum, lanjut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah pasti menerima CPNS untuk menuntaskan tenaga honorer yang belum diangkat yang saat ini masih ada sekitar 25 tenaga honorer yang belum diangkat dan sedang diupayakan untuk dituntaskan dalam dua tahun ini.

Bagi para calon peserta Pendaftar CPNS 2013 untuk wilayah Jawa Tengah tetap Optimis, persiapkan langkah strategi untuk mengikuti Pendaftaran dan Ujian CPNS 2013 mendatang dengan banyak belajar dan berdoa, tetap semangat, optimis dan menjunjung tinggi nilai sportifitas demi kemajuan Negara kita ini.
Widget yang menyenangkan dengan labirin menantang

AMazer adalah permainan generasi labirin yang menawarkan tantangan intelektual. Aplikasi menghasilkan labirin acak untuk Anda untuk memecahkan. Anda harus pergi dari A ke B dalam jumlah minimal waktu dan bergerak.

Pengguna dapat menyesuaikan genteng dan ukuran labirin, arah jalan, jalur forking, semua untuk membuat segalanya lebih mudah atau lebih sulit.

persyaratan:

· Yahoo! Widget Engine


DOWNLOAD
Mainkan permainan catur melawan komputer
Sidebar Gadget ini menyediakan berbasis permainan Catur Javascript dengan modus yang berbeda-beda, pemain tunggal atau mesin terhadap mesin. Hal ini benar-benar bermanfaat untuk orang yang kecanduan catur seperti diriku.

Saya telah menggunakan script ini untuk bermain komputer untuk sementara waktu dan telah menjadi pemain  unggul yang disusun menjadi bentuk GUI lebih kompleks.


DOWNLOAD

Tentang Penulis

walkeduwal
Kalisoka, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia
View my complete profile